Ketulusan Hati Peltu Deni Zulkarnaen, Anggota Lanud JA Dimara Saat Hantar Anak Angkatnya, Filemon Basik-Basik, Pemilik Tinggi Badan 197 centimeter itu Tersenyum

Laporan Utama556 views

SIAPA yang  tidak kenal  sosok ini? Sejagat Merauke bahkan di sejumlah daerah lain, pasti mengenali dan mengetahuinya. Karena  kesederhanaan, senyum-sapa, mudah bergaul serta dermawan atau selalu membantu orang ketika dalam posisi sedang kesulitan.

Dengan berbagai cara, pasti dilakukannya. Asalkan orang itu tersenyum dan bisa ‘bangkit’ dan menatap kehidupannya ke depan lebih baik.

Itulah seorang Peltu Deni Zulkarnaen yang  ternyata adalah anggota dan kini bertugas  di bagian Intel Lanud JA Dimara-Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Dalam beberapa pekan terakhir, nama Deny (panggilan akrabnya;red) ikut menjadi ‘buah bibir’ di seantero Merauke bahkan Indonesia.

Betapa tidak, pria berpostur ‘tubuh subur-pendek’ itu, telah dan atau mampu menghantar Filemon Basik-Basik,  salah seorang anak Marind yang  adalah anak angkatnya,  lulus testing TNI Angkatan Darat (AD) dan kini sedang mengikuti pendidikan di Bandung.

Lalu bagaimana kisah seorang Peltu Deni hingga bisa membuat Filemon dengan postur badan 197 centimeter serta ukuran kaki 53 centimeter itu tersenyum? Ikuti ceriteranya.

Kepada Surya Papua, Selasa (7/05/2024), Peltu Deni Zulkarnaen menceriterakan bagaimana mengurus dan memberikan perhatian terhadap Filemon, setelah diangkat menjadi anak angkat.

Deni Zulkarnaen bersama isteri dan anak-anaknya foto bersama – Surya Papua/IST
Deni Zulkarnaen bersama isteri dan anak-anaknya foto bersama – Surya Papua/IST

“Memang ceriteranya panjang,  hingga mengangkat Filemon menjadi anak angkat. Saya tergerak hati untuk menjadikan Filemon  bagian dari keluarga kami, setelah melihat postir tubuhnya  yang begitu tinggi. Sehingga bisa diorbitkan menjadi sukses di bidang olahraga,” ungkap Deni.

Tahun 2021 silam, demikian Deni, ia bersama isterinya, Dian Purnama Sari mendatangi rumah Filemon di Salor Kampung, Distrik Kurik dan bertemu  orangtuanya, keluarga didampingi kepala kampung.

“Saat itu saya menyampaikan ingin mengangkat Filemon menjadi anak angkat. Seketika juga ortu serta keluarga memberikan dukungan,” katanya.

Saat  menjadi anak angkat, Filemon masih duduk di bangku SMAN Kurik. Meski begitu, dirinya bersama isteri membawanya ke kota, lalu tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa secara online. Karena saat itu Indonesia termasuk Merauke masih dilanda covid-19.

Filemon saat foto bersama Deni Zulkarnaen bersama isterinya – Surya Papua/IST
Filemon saat foto bersama Deni Zulkarnaen bersama isterinya – Surya Papua/IST

“Saya sempat meminta agar dia dipindahkan ke kota. Namun para gurunya mengatakan, biarlah Filemon tetap disini sampai tamat, sekaligus membawa nama sekolah, lantaran bersangkutan adalah pemain basket handal,” ujarnya.

Kegiatan belajar dengan tekun dan telaten dijalani Filemon dibawah control ortu angkatnya, dilakukan secara baik hingga lulus dari SMA.

Setelah lulus, Filemon menyampaikan niatnya akan mendaftar menjadi anggota TNI AU. Hanya saja, administrasi belum siap semua, sehingga  mendaftar di Secapa  TNI AD.

“Saya bersama isteri memberikan dukungan penuh. Dua bulan lalu mendaftar sekaligus mengikuti testing di Korem 174/ATW dan ikut dikawal oleh Danyon Duktafira, sehingga pada akhirnya lulus dan berlanjut ke Jayapura mengikuti seleksi lagi. Terimakasih untuk komandan bersama jajarannya yang ikut berperan,” jelasnya.

“Semua memiliki peran  dan tanggungjawab masing-masing untuk Filemon bisa meraih mimpi dan masa depannya,” katanya.

Lebih lanjut Deni mengungkapkan, ketika mengawal Filemon dengan  hanya memberikan uang, itu instan. Tetapi melalui  suatu proses sangat luar biasa. “Ya, saya bangun tidur bersamanya, makan juga selalu sama-sama. Apa yang dimasak, kami makan bersama, tidak ada perbedaan,” katanya.

Lalu, menurut Deni, ia selalu mengingatkan kepada Filemon saat makan, agar meningkatkan rasa syukur terlebih dahulu. Karena masih banyak orang susah mendapatkan makan setiap hari.

Keempat anak kandung Deni Sulkarnaen foto bersama anak-anak angkatnya – Surya Papua/IST
Keempat anak kandung Deni Sulkarnaen foto bersama anak-anak angkatnya – Surya Papua/IST

Deni juga mengaku, perhatian dari waktu ke waktu diberikan ke Filemon baik pembinaan, pendekatan hati-persuasif,  agar bisa membuka wawasannya  meraih masa depan cerah, sekaligus mengangkat namanya sendiri, orangtua serta keluarga besarnya.

“Kalau saya sebagai media, dimana  setiap hari menemaninya ketika dia  mau tidur sampai tidur kembali. Artinya, pagi di rumah, lalu ke  sekolah dan belajar. Setelah itu, sore hari kontinyu mengikuti latihan voli serta beberapa kegiatan fisik lain termasuk site-up, restok dan lain-lain dengan tetap melalui pengawasan,” ungkapnya.

Dalam mendampingi, membimbing serta mendidik Filemon, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Hanya dengan semangat dan tekad kuat, ia bersama isterinya dapat mengurusinya secara baik.

“Ya, harus diakui kalau tinggal bersama orangtua kandung, kebiasaan-kebiasaan seperti terlambat bangun tidur serta bermalas-malasan, sering terjadi. Namun kebiasaan tersebut, harus bisa diubah kala  sudah tinggal dengan orang lain, itu selalu  kami berikan pemahaman ke Filemon,” katanya.

Bahkan, lanjut Deni, kadang kala menemukan anak-anak angkatnya merokok, tetapi dipanggil dan dinasehati berulang kali.

“Jujur bahwa kalau saya tidak berpikir panjang, mungkin Filemon juga sudah saya kembalikan ke orangtuanya, namun perlahan dan pasti berbagai cara saya bersama isteri berikan nasehat atau petuah dan alhamdulilah, mereka dengar dan berubah,” jelasnya.

Deni Zulkarnaen bersama Filemon saat di lapangan basjet - Surya Papua/IST
Deni Zulkarnaen bersama Filemon saat di lapangan basjet – Surya Papua/IST

Disinggung tentang karakter Filemon, dengan blak-blakan Deni mengungkapkan, dia termasuk anak keras dalam pembawaanya, termasuk saat bersama teman-temannya yang lain.

“Disitu saya coba ubahnya secara pelan-pelan dan menyampaikan kepada Filemon bahwa  teman-teman adalah bagian dari kita juga.  Jadi harus saling menyayangi,  lantaran  ketika sudah masuk  Tim Rajawali,  menjadi keluarga besar,” ungkapnya.

Diakui secara jujur oleh Deni bahwa dirinya tidak memiliki hubungan darah dengan Filemon. Tetapi satu saja tekad serta niat besarnya agar dia menjadi anak sukses di tanah kelahirannya. “Saya  anak Merauke dan mereka-pun termasuk Filemon, ikut merasakan serta menikmati masa depan,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Deni memberikan pujian setinggi-tingginya kepada isterinya, karena sangat memahami apa yang diinginkannya, mana kala  sejumlah anak Marind termasuk Filemon  tinggal seatap rumah sekaligus   diurus dan didampingi dari waktu ke waktu.

“Saya menyampaikan kepada Filemon serta beberapa anak angkat  di rumah bahwa kamu semua adalah anak kandung kami, meski tidak terlahir dari ibu ini (isteri saya),” ujarnya.

Perlakuan terhadap anak angkat, termasuk keempat anak kandungnya sama. Tidak ada perbedaan.  “Contoh nyatanya, kami beragama Islam dan anak-anak angkat adalah Nasarani. Namun saat lebaran, semua akan dibelikan baju baru. Lalu ketika mereka Natal, saya bersama isteri, menyiapkan semuanya untuk mereka Natalan,” ungkap dia.

Lalu saat kemanapun ada acara, semua di rumah dibawa atau diikutisertakan. “Saya ingin tunjukkan kepada publik bahwa ini anak-anak saya. Tidak ada perbedaan antara anak kandung maupun anak angkat, semua sama dalam keluarga,” jelasnya.

Deni mengaku, mereka berjumlah 11 orang dalam rumah.  Dimana selain bersama isterinya, juga empat anak kandung serta lima anak angkat. “Tuhan tidak pernah menutup mata dengan kami, doa dari waktu ke waktu terus kami jalani, sehingga kebutuhan makan-minum selalu tercukupi,” ungkapnya polos.

Diakhir ceriteranya, Deni mengatakan, Filemon sudah lulus seleksi menjadi anggota TNI AD  di Jayapura dan terpilih dalam satu rombongan berangkat ke Bandung mengikuti pendidikan.

“Beberapa hari lalu tiba di Bandung, dia telpon dan sampaikan, bapak disini terlalu dingin. Lalu saya memberikan kekuatan kepadanya bahwa ingat kamu sedang berproses,” ujarnya.

“Saya bersama isteri bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta bangga, juga terharu melihat sosok Filemon yang sudah dinyatakan lulus dan sedang mengikuti pendidikan  di Bandung,” katanya.

Deni pun menambahkan, akan bersama isterinya akan berangkat ke Bandung  untuk ikut menyaksikan sekaligus melihat dari dekat pelantikan Filemon nanti.

Semua orang ‘mengangkat topi’ kepada Pak Deni bersama Isteri tercinta yang dengan hati sangat mulia dan tulus memberikan perhatian, sekaligus menghantar anak-anak Marind, salah satunya Filemon yang sudah bisa mulai melihat kecerahan masa depannya. Tuhan dan leluhur di negeri ini akan terus menyertai Pak Deni dan isteri dalam melangkah. Hormat Pak Deni!

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *