Merauke, Suryapapua.com– Tidak seperti biasanya. Itulah kondisi dan atau keadaan yang terjadi selama beberapa hari terakhir di sekitar area Bandara Mopah-Merauke, Provinsi Papua Selatan, pasca gangguan jaringan internet lantaran sedang dilakukan perbaikan sistem komunikasi kabel dalam laut.
Puluhan masyarakat rela menghabiskan waktu berjam-jam di pinggir jalan di sekitar area bandara untuk berburu jaringan internet agar bisa berbisnis maupun urusan pengiriman data dan lain-lain.
Eko, salah seorang pedagang online kepada Surya Papua Jumat (3/3) mengaku, aktivitas dan kehidupannya sehari-hari bergantung pada jaringan internet.
“Jadi, begitu internet eror seperti begini, saya pusing karena aktivitas berdagang secara online tak berjalan maksimal,” katanya.
Dia mengaku sangat dirugikan, setelah putusnya jaringan internet beberapa hari lalu dan berlanjut hingga seminggu kedepan. “Informasinya seminggu, tapi kalau lebih dari itu, kita hancur nanti,” ujarnya.
“Bagaimana saya mau jual dagangan secara online kalau jaringan internet seperti begini. Omzet atau pendapatan berkurang, sementara cicilan bulanan harus saya bayar,” ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi dan Informatikan Provinsi Papua Selatan, Nugroho Asrianto mengaku, sudah dua minggu, pelaksana tugas kepala dinas Kominfo sedang berada di Jakarta, sekaligus melakukan komunikasi dengan pihak provider indosat.
Sebelumnya, menurut dia, provider indosat sudah ada di Merauke. Hanya saja jaringan jaringannya tidak kuat, sehingga banyak lebih memilih memakai jasa jaringan telkomsel.
Komunikasi ke provider, tidak lain meminta jaringan indosat lebih diperkuat, agar masyarakat dapat memilih sebagai alternatif ketika adanya gangguan seperti begini.
“Ya salah satu tower indosat ada di jalan Biak. Jadi kita sudah minta jaringan mereka diperluas,” ungkapnya.
Dia mengaku, pihaknya telah meminta kepada PT Telkom agar jaringan internet diperkuat, utamanya di kantor-kantor pemerintahan. Sehingga berbagai kegiatan pemerintahan tak terganggu.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun
