HUT Dharma Wanita ke-24, Bupati Merauke: ‘Dengan Rendah Hati Saya Minta Bapak-Bapak Terus Diberikan Semangat’

Pemerintahan457 views

Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di auditorium kantor bupati Kamis (7/12), berlangsung peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Dharma Wanita ke-24 yang dihadiri Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, Sekretaris Daerah (Sekda), Yeremias Paulus Ndiken dan pejabat dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD).

Peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan itu ditandai  pemotongan kue ulang tahun oleh Bupati Mbaraka didampingi  Ketua Dharma Wanita Kabupaten Merauke, Ny. Engelbertha Ndiken, ketua panitia, Ny. Rosdiana  Kimko serta Sekda Merauke.

Dalam ajang itu juga, Bupati Mbaraka menyerahkan hadiah kepada pemenang utama (juara I) lomba ucapan HUT Dharma Wanita ke-24 yang diraih ibu-ibu dharma wanita dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)  yang diterima Ny Mite. Ikut mendampingi saat menerima hadiah,  Elias Mite sebagai pembina.

Bupati Mbaraka dalam sambutannya mengatakan, “Tanpa perempuan, kita tak bisa sukses. Tapi saya minta perempuan juga jangan terlalu cerewet. Lalu tak minta lebih-lebih dari suami, karena mereka kerja sesuai aturan.”

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka bersama Sekda, Yeremias Paulus Ndiken memotong kue ulang tahun – Surya Papua/Frans Kobun
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka bersama Sekda, Yeremias Paulus Ndiken memotong kue ulang tahun – Surya Papua/Frans Kobun

Dalam kesempatan tersebut,  Bupati Mbaraka dengan kerendahan hati meminta kepada Dharma Wanita agar bapak-bapak harus terus diberikan semangat. Karena sekarang ini semangat kerjanya tidak terlalu maksimal, beda dengan zaman sebelumnya.

“Itu hasil pemantauan saya, setelah menjadi Bupati Merauke dua periode. Jadi ibu-ibu harus terus memberikan semangat dan suport kepada suami di unit kerja masing-masing,” pintanya.

Saat ini, jelasnya, sistem pemerintahan juga baru. Dimana setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dituntut harus menyesuaikan dengan digitalisasi sistem. Olehnya, ibu-ibu agar memberikan semangat kepada bapak-bapak.

“Khusus ibu-ibu yang mendampingi  suami orang Papua yang menjadi pejabat, saya memohon  terus  memberkan dorongan  agar mereka lebih berkembang. Karena saya lihat, pejabat Papua yang saya lantik, belum maksimal dalam bekerja,” ujarnya.

Lalu, menurutnya, ada beberapa OPD seperti BPKAD maupun Bapeda-Litbang, kepala badannya bersama staf kerja sampai tengah malam. “Saya contoh seperti Elias Mite dan Rino Tahiyah, pasti sering pulang tengah malam. Jadi isteri harus bisa memahami dan mengerti,” katanya.

Ketua Dharma Wanita Pusat dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Dharma Wanita Kabupaten Merauke, Ny. Engelbertha Ndiken mengatakan, pengaruh hubungan ibu dan anak tak terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi  juga dalam konteks  lebih luas yakni perkembangan suatu bangsa.

Penyerahan hadiah kepada Ny. Mite setelah menjuarai lomba ucapan HUT Dharma Wanita ke-24 – Surya Papua/Frans Kobun
Penyerahan hadiah kepada Ny. Mite setelah menjuarai lomba ucapan HUT Dharma Wanita ke-24 – Surya Papua/Frans Kobun

Pendidikan dalam keluarga,  menempatkan perempuan sebagai aktor kunci di dalamnya. Karena menjadi modal dalam pembangunan. Perempuan juga memiliki andil sangat besar dalam proses perwujudannya.

“Kita sebagai perempuan harus bergerak dengan penuh semangat,” pintanya.

Lalu dengan HUT Dharma Wanita ke-24, organisasi ini menjadi  sangat  penting dalam menguatkan peran perempuan.  Lalu organisasi ini agar menjadi ruang untuk anggota saling mendukung satu sama lain.

Ketua Panitia, Ny. Rosdiana Kimko dalam laporannya mengatakan, HUT Dharma wanita Persatuan ke-24  tidak lain untuk memperkuat rasa kebersamaan terhadap organisasi, juga sebagai mitra pemerintah.

Adapun sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan yakni senam bersama, bazar, penyuluhan kanker serta HIV/AIDS, pemeriksaan deteksi dini kanker payu darah yang berlangsung di Puskesmas Rimba Jaya.

Selain itu, lomba ucapan HUT Dharma Wanita ke-24, seminar nasional di Jakarta, penyuluhan pemanfaatan limba rumah tangga, ziarah, bhakti sosial pelajar di Bupul dan Kaliki, bhakti sosial di  salah satu pondok pesantren, bantuan khitanan masal kepada anak kurang mampu serta  dana bantuan nikah massal kepada Gereja Katolik Sang Penebus Kampung Baru.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *