Merauke, Suryapapua.com– Duka sangat mendalam! Deretan kalimat ini sedang dialami dan dirasakan oleh umat Katolik di Santa Theresia Buti.
Selain itu, keluarga (termasuk suami dan anak-anak), juga para guru maupun anak didik di sekolahnya. Kepergiannya sangat mendadak, sehingga belum setulus-nya diterima.
Apalagi semua orang mengetahui bahwa sosok almarhumah yang ulet kerja dan cerah-ceria serta tidak diketahui kalau sedang mengalami sakit.
Adalah almarhumah Martha Refwalu, Pengurus Dewan Paroki Santa Theresia Buti yang membidangi Komsos, juga guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Buti.
Kabar duka datang tepat tanggal 21 Agustus 2024. Dimana almarhumah menghembuskan nafas terakhir di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Kabar meninggalnya almahrum langsung beredar luas di Kabupaten Merauke maupun kampung halamannya.
Oleh karena dikenal berbagai kalangan lantaran keuletan serta tanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan serta menunjukkan sifar santun ketika berkomunikasi, sehingga tidak mengherankan semua orang akan ‘berdiri’ memberikan bantuan.
Meninggalnya almarhum, juga didengar langsung Calon Gubernur Papua Selatan, Romanus Mbaraka bersama wakilnya, Albert Muyak.
Seketika, Romanus Mbaraka yang juga Bupati Merauke didampingi Albert Muyak, mengurus almarhumah untuk diterbangkan ke Kabupaten Merauke.
Jumat 23 Agustus 2024, almarhumah yang didampingi suaminya, tiba di Bandara Mopah. Lalu dijemput keluarga dan dihantar ke rumahnya di sekitar SMPN 1 Buti.
Tangisan pecah menyambut kedatangan almarhumah di rumah. Karena kematiannya, sangat mendadak dan belum dapat diterima semua orang.
Setelah sehari penuh disemayamkan, almarhumah dihantar ke tempat peristirahatan terakhir di Pekuburan Tanah Miring.
Sebelum dari itu, dilakukan ibadah pelepasan dari rumah duka dipimpin Pastor Aloysius Batmyanik, MSC
Oleh karena almarhum adalah pengurus DPP Paroki Santa Theresia Buti yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan di gereja, sehingga dihantar ke Rumah Tuhan itu, sekaligus misa requiem dipimpin Pastor Pius Oematan, Pr (pastor paroki) didampingi Pastor Aloysius Batmyanik, MSC.
Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr mengungkapkan, almarhumah Martha Refwalu adalah sosok yang sangat kreaktif dan bersemangat dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab.
“Bagi saya sebagai pastor paroki, almarhumah sangat aktif dalam berbagai kegiatan di gereja selama ini,” ungkapnya.
Oleh karena semangat dan dedikasi tinggi ditunjukkan baik di gereja, sekolah maupun di tengah masyarakat, sehingga tidak mengherankan ketika budi baiknya akan selalu diingat dan dikenang sampai kapanpun.
Terimakasih Pak Romanus dan Pak Albert
Mewakili keluarga, Bram Ambarmase menyampaikan terimakasih kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka serta Albert Muyak yang telah mengurus dengan tulus-ikhlas memulangkan almarhumah Martha Refwalu dari Jakarta sampai Merauke.
“Sekali lagi, atas nama keluarga, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Romanus dan Bapak Albert,” ungkapnya.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang atas perhatian yang diberikan kepada almarhumah semasa hidup sebagai bentuk pengabdiannya sebagai guru.
Dalam kesempatan tersebut, Bram mengaku almarhumah jarang sekali mengeluh.
“Ada susah dan senang, tetap tertawa terus. Kami pun tidak tahu kapan almarhum susah, senang atau gembira,” ujar dia.
Almarhumah, lanjut Bram, hanya mengatakan siap dan beres. Jadi tidak pernah terungkap dari mulutnya, kata susah yang sedang dialami dan atau dirasakan.
Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Izaak Layaan dalam kesempatan itu mengungkapkan, atas nama pastor dan seluruh umat menyampaikan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhumah Martha Refwalu.
“Pastor, para suster, bruder dan umat di Paroki Santa Theresia Buti sangat kehilangan seorang pengurus di paroki yang cukup ceriah, berbakat dan selalu menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik,” katanya.
Izak berceritera, almarhumah menjabat dua periode di Kepengurusan DPP Paroki Santa Theresia Buti.
“Tiga bulan lalu ketika akan ikut dilantik, almarhumah tidak sempat hadir lantaran sedang sakit,” ungkapnya.
“Kami semua merasa kehilangan. Kami hanya bisa mengucapkan selamat jalan kepada adik Martha, semoga nama baikmu bersama keluarga, gereja dan lingkungan diterima Allah Bapa yang Maha Kuasa. Lalu apa yang telah dibuat dan ditinggalkan, akan dilanjutkan,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun