Gelar Seminar Internasional Perkuat Diplomasi HAM Indonesia, PP PMKRI Gandeng Kemenlu RI

Laporan Utama181 views

Jakarta, Suryapapua.com-Gebrakan dan terobosan terus dilakukan  Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) St. Thomas Aquinas dibawah ‘nahkoda’ Susana Florika Marianti Kandaimu.

Dua agenda besar dilakukan sekaligus  yakni   National Transformative Leadership (NTL) di Puncak- Bogor (26–29 September 2025).

Selain itu, seminar Internasional bertema HAM, keamanan dan kewarganegaraan aktif sebagai upaya memperkuat peran Indonesia dalam Diplomasi HAM Global yang dilangsungkan di Ruang Bapemperda DPRD Kota Bogor Senin (29/09/2025).

Kegiatan dimaksud dijalankan sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat diplomasi HAM di panggung global.

Dari rilis yang diterima suryapapua.com Jumat (03/09/2025), Ketua PP PMKRI St. Thomas Aquinas, Susana Florika Marianti Kandaimu mengungkapkan, NTL berlangsung selama empat hari, menghadikan puluhan kader PMKRI dari berbagai daerah.

Selain itu, tiga fasilitator internasional dari Sri Lanka, Nepal serta Malaysia yang memberikan materi tentang wawasan lintas perspektif tentang kepemimpinan dan solidaritas global.

“Kegiatan NTL bukan hanya forum pembelajaran, tetapi ruang kaderisasi menyiapkan generasi muda untuk mengabdi pada gereja, bangsa dan masyarakat,” ungkap Kandaimu, putri kelahiran Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan tersebut.

NTL, lanjut Kandaimu, merupakan bagian dari proses panjang pembentukan kepemimpinan transformatif.

Ini sejalan dengan semangat International Movement of Catholic Students (IMCS) – Pax Romana dan Pax Romana Global yang menekankan pendidikan, solidaritas internasional serta aksi nyata mahasiswa dalam membela martabat manusia.

Dalam seminar  internasional itu,  PMKRI juga  menghadirkan dua nara sumber utama  yakni Kamapradipta Isnomo, Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Sosial, Budaya serta Pembangunan Manusia.

Dalam pemaparan materinya, Diplomat senior ini menegaskan, diplomasi HAM Indonesia berpijak pada politik luar negeri bebas-aktif dan komitmen kuat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Diplomasi HAM Indonesia tidak boleh berhenti pada forum formal. Generasi muda harus tampil sebagai pelaku diplomasi rakyat, agar Indonesia semakin dipercaya di panggung global,” tegasnya.

Sementara pemateri lain, Romo A. Setyo Wibowo, SJ sekaligus Pastor Moderator PP PMKRI—Ddosen Filsafat STF Driyarkara menyoroti aspek keadilan yang harus menjadi napas perjuangan HAM.

Termasuk di dalamnya  hak atas pendidikan, pekerjaan, demokrasi, perlindungan data dan keadilan antar-generasi.

“Opini dan pendapat tidak bisa diadili. Yang harus diperjuangkan adalah keadilan. Karena itu, jangan pernah lelah dalam berjuang,” pesan Romo Setyo.

Seminar dipandu Ferdinandus Wali Ate, Presidium Hubungan Luar Negeri PP PMKRI.

Bagi Ate, diplomasi HAM bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga ruang bagi masyarakat sipil dan generasi muda.

“PMKRI sebagai bagian dari IMCS – Pax Romana Global  mempunyai tanggung jawab moral  memastikan perjuangan HAM berpijak pada solidaritas lintas bangsa dan keadilan sosial,” ujarnya.

Melalui rangkaian kegiatan dimaksud, PMKRI menegaskan kaderisasi internal dan jejaring internasional tidak bisa dipisahkan.

NTL membentuk basis kepemimpinan nasional, sementara seminar internasional membuka ruang refleksi dan dialog global.

Dari diskusi yang berlangsung, lahir sejumlah catatan penting diantaranya, Diplomasi HAM Indonesia harus dikawal konsisten dalam kerangka politik luar negeri bebas-aktif.

Lalu HAM, keamanan dan kewarganegaraan aktif adalah isu yang saling terkait. Olehnya generasi muda perlu hadir sebagai agen perubahan dan diplomasi rakyat.

Dengan semangat kaderisasi dan solidaritas global, PMKRI meneguhkan komitmennya terus berkontribusi dalam perjuangan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *