TELPON berdering di kampung. Itu adalah satu dari sekian banyak program Romanus Mbaraka ketika ‘menahkodai’ Kabupaten Merauke periode 2011-2016 silam.
Komitmennya agar rakyat kecil bisa memegang handphone sekaligus berkomunikasi dengan siappaun dari kampung, akhirnya terjawab.
Masih segar dalam ingatan, setelah dilantik periode pertama, Romanus Mbaraka langsung tancap gas. Ketika itu dengan mencarter pesawat Hercules, peralatan pemasangan jaringan Telkomsel diangkut ke Kimaam.
Proses pemasangan di Kimaam-pun berjkalan lancar hingga dilakukan ujicoba. Dari situ, teknisi bergerak ke sejumlah kampung dan distrik lain melakukan pemasangan tower bersama perangkat lainnya.
Setelah sebagian kampung dan distrik terpasang, tepat di moment 17 Agustus ketika itu, Romanus Mbaraka melakukan lounching perdana dengan menelpon salah satu masyarakat di kampung terpencil, sekaligus berdialog langsung.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, pemasangan tower telkomsel, hampir merata dilakukan di kampung lokal maupun lokasi eks transmigrasi.
Selain pemasangan tower telkomsel, Romanus Mbaraka juga mengadakan ratusan handphone sekaligus diisi pulsa untuk diberikan kepada semua kepala kampung di Kabupaten Merauke.
Selama lima tahun berjalan, konsentrasi Romanus Mbaraka membangun tower telkomsel dilakukan, lalu terus kontinyu melakukan komunikasi bersama Kementerian Kominfo RI.
Setelah masa jabatannya berakhir di tahun 2016, banyak tower telkomsel tidak berfungsi. Rakyat berteriak dimana-mana, lantaran tak dapat berkomunikasi menggunakan handphone bersama anaknya atau keluarga yang sedang di kota maupun daerah lain.
Setelah kembali memimpin Kabupaten Merauke sejak 2021, tower telkomsel yang gangguan, langsung dieksekusi untuk dilakukan perbaikan. Bahkan pemasangan baru di beberapa kampung maupun distrik terus berlanjut.
Tentunya dengan terobosan yang dilakukan Romanus Mbaraka itu, tidak lain agar rakyat di kampung terpencil sekalipun (pedalaman) bisa memanfaatkan dan atau menggunakan hanphone untuk berkomunikasi dengan siapapun, termasuk keluarga.
Bahwa meskipun hanya mendengar suara melalui balik handphone, namun kerinduan sudah dapat terobati. Karena disaat berkomunikasi, pasti saling berceritera tentang suka duka yang dialami serta dirasakan.
Hal-hal nyata yang dilakukan seorang Romanus Mbaraka untuk kepentingan banyak orang terutama rakyat kecil seperti begini, tetapi masih saja muncul ocehan-ocehan murahan.
Entalah? Tapi dimaklumi saja. Bahwa meskipun sejuta prestasi dan kebaikan dibuat Romanus Mbaraka, namun manusia-manusia barisan sakit hati, pasti akan selalu beralibi dengan kata-kata murahan di media sosial.
Namun demikian, rakyat yang merasakan secara langsung dampak yang dibuat anak kampung dari Batu Merah, Kampung Kalilam, Disrrik Kimaam itu, so pasti tentu mengucap beribu terimakasih, karena apa yang diharapkan serta dinanti-nantikan telah terjawab.
Dengan menorehkan dan atau menghasilkan kerja-kerja nyata seperti demikian, maka sangatlah tepat ketika Romanus Mbaraka melangkah ke ‘satu digit’ lagi mencalonkan diri maju menjadi Calon Gubernur Papua Selatan menggandeng wakilnya, Albertus Muyak.
Hitung-hitungan di atas kertas maupun lapangan, banyak ‘buah tangan’ telah dipersembahkan Romanus-Muyak untuk masyarakat di 179 kampung, 11 kelurahan serta 22 distrik.
Sementara Calon Gubernur-Wakil Gubernur Papua Selatan lain bersama jurkam-nya, masih sebatas mengumbar program kepada rakyat. Belum ada hal nyata ditunjukkan dan atau diberikan.
Nah, inilah yang menjadi pembanding. Kalau Romanus-Muyak sudah berbuat dan dinikmati rakyat.
Olehnya, lebih baik masyarakat di empat kabupaten (Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat), sebaiknya menjatuhkan pilihan kepada pasangan nomor urut 3 dengan hastag MASAK POHON ini.
Bagi yang masih ragu-ragu atau mungkin sudah telanjur ke sebelah dan ingin kembali mendukung Romanus-Muyak, tidak perlu malu-malu. Ayo rapatkan barisan untuk memenangkan pertarungan Pilgub 27 November 2024.
Keduanya sudah sangat teruji. Jadi ketika akan menahkodai ‘kapal besar’ ini, tak perlu diragukan lagi. Mereka akan total dan sungguh-sungguh melaksanakan dan atau menjalankan program brilian demi kepentingan rakyat di empat kabupaten.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun