Merauke, Suryapapua.com-“Yerusalem… Yerusalem…Lihatlah Rajamu… Hosana.. Terpujilah.. Kristus Raja Maha Jaya.”
Itulah lagu yang terus digemakan atau dinyanyikan ratusan umat Katolik saat prosesi perarakan pada perayaan misa Minggu Palma dari depan Biara TMM di Jalan Arafura Buti menuju Gereja Santa Theresia Buti.
Untuk diketahui, Minggu Palma bagi umat Katolik tidak lain adalah mengenang awal Kisah Sengsara Yesus.
Dalam perayaan tersebut, dikenang peristiwa masuknya Yesus ke Kota Yerusalem dan dielu-elukan orang banyak dengan daun palma ditangan.
Pantauan suryapapua.com Minggu (13/04/2025), sebelum perarakan dilangsungkan, didahului ibadah sekaligus pemberkatan daun palma serta beberapa de-daunan lain lain oleh Pastor Paroki Santa Theresia Buti, RD Simon Petrus Matruti.
Prosesi perarakan berjalan aman-lancar diikuti ratusan umat yang memegang daun palem di tangannya.
Tampak sejumlah aparat kepolisian dari Polres Merauke melakukan pengamanan di beberapa titik guna memberikan kenyamanan kepada umat selama perarakan berlangsung menuju ke gereja.
Pastor Paroki Santa Theresia Buti, RD Simon Petrus Matruti dalam khotbahnya mengungkapkan, perayaan Minggu Palma ini I tidak lain mengingatkan kepada umat bahwa penderitaan adalah bagian dari pemurnian umat.
“Apakah iman saya kokoh dan kuat atau putus asa? Iman yang kuat itu harus diuji dalam penderitaan,” ujarnya. ‘
Olehnya, lanjut Pastor Sipe, panggilan akrabnya, ketika umat sedang mengalami penderitaan, jangan putus asa.
Pastor Sipe juga meminta agar ketika umat sedang dalam posisi penting setelah meraih suatu kesuksesan, jangan lupa daratan.
“Pernah ada yang berkeluh-kesah kepada saya, pastor kami pernah berjuang sama sama, namun ketika orang tersebut sukses, dia lupa kami. Dimana menunjukkan kesombongan, keangkuhan serta tak menghormati orang lain,” katanya.
Sesungguhnya, demikian Pastor Sipe, orang lupa bahwa kesuksesan yang diraih adalah bagian dari kesempatan Tuhan berikan kepadanya agar bisa melayani banyak orang.
“Sekali lagi saya ingatkan, ketika kita pada posisi baik, jangan lupa orang lain, harus tetap rendah hati,” pintanya.
Lebih lanjut Pastor Sipe mengungkapkan, Yesus datang untuk membawa damai. Olehnya, setiap orang harus membawa perdamaian.
Ketika orang punya telinga terpotong, Yesus sembuhkan dan ketika Yesus di Kayu Salib- DIA mengampuni.
“Ingat damai itu karena ada pengampunan, ada kerendahan hati. Memang Yudas mengkhianati Yesus dan tak sadar telah berbuat salah.
Lalu Petrus hanya menyangkal Yesus, namun kemudian bertobat dan menjadi murid-NYA. Kasih Yesus membawa damai, harmoni serta suka cita.
Ditambahkannya, drama Minggu Palma hari ini menjadi drama yang akan terus dirasakan setiap orang dalam hidup masing-masing.
“Semoga kita tetap meniru teladan Yesus dalam peristiwa hidup. Jadilah orang tenang, jangan emosional. Harus saling mengampuni dan memaafkan. Ingat perjalanan hidup masih panjang,” ujar Pastor Sipe mengingatkan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun