Merauke, Suryapapua.com– “Terus terang dan jujur saya sampaikan bahwa saya dijebak permainan kotor seseorang yang berinisial IL, pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Merauke yang ‘lompat pagar’ mendukung Calon Gubernur-Wakil Gubernur Papua Selatan lain.’
Demikian pengakuan polos Arky Haral Mahuze ketika ditemui Surya Papua Minggu (03/11/2024).
Untuk diketahui saja bahwa, SK DPP PAN adalah mendukung Cagub-Cawagub Papua Selatan, Romanus Mbaraka-Albertus Muyak. Karena yang maju mendampingi Romanus adalah Sekretaris DPW Partai PAN Provinsi Papua Selatan (Albertus Muyak).
Lebih lanjut Arky Mahuze menuturkan, dirinya bertemu IL melalui Ketua RT001/RW 002, Kelurahan Karang Indah inisial V agar paslon yang diusungnya, dapat melakukan kampanye di salah satu titik di sekitar.
“Saya bilang ke IL dan V bahwa tidak bisa disini. Karena posko paslon mereka dengan posko Romanus Mbaraka-Albert Muyak berdekatan. Lebih banyak warga disini adalah pendukung fanatik Romanus-Muyak. Jadi sebaiknya cari tempat lain,” ujarnya.
Lalu, lanjut Arky, disepakati di aula Rose Permai. Nanti massa diangkut atau dibawa dengan kendaraan saja.
“Memang saya bersama beberapa teman yang sempat kuliah di Jerman, namun pulang ikut diundang ke Rose Permai. Tetapi tujuannya hanya ingin mendengar penyampaian visi-misi dari paslon tersebut,” jelasnya.
Tetapi ternyata IL sudah punya niat kotor dan tidak baik. “Jadi begitu paslon sedang bicara, bersangkutan (IL;red) mendatangi moderator meminta agar dirinya akan diberikan kesempatan bicara tentang persoalan tak melanjutkan pendidikan di Jerman,” ujarnya.
“Saat itu, saya bilang ke IL bahwa saya tidak bisa, lantaran belum siap. Lagi pula satu hari sebelum pertemuan, IL hanya menyampaikan bahwa dirinya bersama beberapa rekan lain yang putus kuliah di Jerman, akan pertemuan tertutup bersama paslon dimaksud,” tuturnya.
“Saya memang tidak ingin bicara, tapi kesannya IL memaksa, sehingga saya pun dengan sangat terpaksa bicara sehubungan proses perkuliahan kami yang putus di tengah jalan di Jerman,” katanya.
Saat menyampaikan uneg-uneg, ia tidak menyebut nama Romanus Mbaraka, hanya Pemerintah Kabupaten Merauke dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat.
“Ketika sedang bicara, saya juga tidak tahu sama sekali suara saya direkam sekaligus divideokan dan diviralkan di tengah situasi politik seperti begini,” ungkap Arky kesal.
“Jujur bahwa saya dijebak permainan IL ketika disuruh bicara dihadapan banyak orang. Ternyata ada muatan politis sangat kental untuk ingin menjatuhkan Bapak Romanus Mbaraka,” tegasnya.
Arky juga mengaku, sehari setelah pertemuan, dirinya dipanggil bertemu dengan paslon tersebut dan diberikan uang Rp2.500.000.
“Uang itu saya terima dan bagikan kepada sembilan teman mahasiswa yang pernah kuliah di Jerman,” katanya polos.
Dalam kesempatan itu, Arky mengaku, dirinya adalah tim militan Romanus-Muyak. “Saya mengantongi SK yang ditandatangani Bapak Romanus Mbaraka,” ujarnya.
Oleh karena kepercayaan yang diberikan itu, makanya ia bersama sejumlah rekan lain, terus bekerja dari hari ke hari tanpa mengenal waktu meyakinkan rakyat bahwa Romanus-Muyak adalah figur tepat untuk menahkodai Provinsi Papua Selatan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun