Merauke, Suryapapua.com– Berkat usaha, lobi , perjuangan serta komunikasi intens yang dibangun Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dengan Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan akhirnya mendapatkan dana senilai Rp4 milyar untuk pembangunan Pasar Mama-Mama Papua di Blorep, Kelurahan Kelapa Lima.
Dengan demikian, jeritan mama-mama Papua untuk memiliki pasar sendiri agar bisa menjual berbagai potensi alam yang dimiliki, terjawab sudah. Terhitung mulai hari ini, pembangunan pasar mulai dilakukan.
Untuk menggenjot pembangunannya, maka Bupati Merauke, Romanus Mbaraka melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar mama-mama Papua di Blorep Sabtu (14/10) yang disaksikan para pejabat dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah setempat.
“Kita beryukur kepada Tuhan, karena mulai hari ini pembangunan pasar mama-mama Papua mulai berjalan,” ujar Bupati Mbaraka.
Tanah yang dijadikan pasar itu, demikian Bupati Mbaraka, dibeli dari salah seorang pengusaha senilai Rp3 milyar pada periode pertama memimpin 2011-2016 silam.
“Memang saat itu saya berusaha agar segera dibangun pasar mama-mama Papua. Hanya tertunda dan tak terealisir, lantaran anggarannya turun di akhir masa jabatan saya,” katanya.
Di periode kedua ini, saya membangun komunikasi dan bertemu dengan Menteri Perdagangan RI, Sulkifli Hasan. Sehingga pasar mama-mama Papua dibangun. Jadi barang ini tidak jadi sendiri,” tegasnya.
Lanjut Bupati Mbaraka, barang ini diupayahkan, bukan datang sendiri. Kalau dibilang sudah diprogramkan, itu bohong. Harus bangun komunikasi secara terus menerus.
“Ya, kalau ke Jakarta itu tidak boleh liar, tetapi pergi mencari uang. Ini catatan yang harus diketahui semua orang,” pintanya.
Diharapkan dengan pasar yang dibangun, Puji Tuhan, alhamdulilah, mama-mama Papua punya tempat jualan. Tinggal saja managemen pengelolaan diatur.
“Saya minta kontraktor bangun pasar ini dengan baik untuk mama-mama Papua agar mereka dapat berjualan dan bisa ada pendapatan bagi keluarganya,” pinta Bupati Mbaraka.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun