Ada Apa Gerangan Hingga Helikopter Viral? Oh Ternyata

Laporan Utama3,085 views

PASCA debat semalam yang berlangsung di salah satu stasiun televisi swasta diikuti empat Calon Gubernur-Wakil Gubernur Papua selatan, Darius Gebze-Yusak Yaluwo, Nikolaus Kondomo-Baidin Kurita, Romanus Mbaraka-Albertus Muyak serta Apolo Safanpo-Paskalis Imadawa menjadi perhatian publik.

Betapa tidak, debat pamungkas ke-3 dan terakhir yang dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua selatan itu, ikut menjadi ‘magnet’ masyarakat di empat kabupaten (Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat) untuk menjatuhkan pilihan tepat pada Pilkada 27 November 2024.

Dalam debat tersebut, selain pemaparan visi-misi empat Paslon Gubernur-Wakil Gubernur Papua Selatan, juga sesi tanya jawab antar kandidat.

Tentu moment tanya jawab menjadi perhatian, karena disitu paslon saling bertanya sekaligus menjawab.

Salah satu hal unik dan sangat menarik adalah pertanyaan Romanus Mbaraka (Cagub Nomor 3) kepada Paslon Nomor 4, Apolo Safanpo terkait helikopter.

Pertanyaan mendalam dan menusuk dilontarkan Romanus Mbaraka itu, sehubungan dengan helikopter yang digunakan Apolo Safanpo ketika masih menjabat sebagai Penjabat Gubernur Papua Selatan melakukan kunjungan ke beberapa kampung sebut saja Domande, Onggaya hingga Okaba.

Dalam kesempatan dimaksud, Romanus membeberkan bahwa satu jam mencarter helicopter, tidak tangggung-tanggung, dana tersedot mencapai Rp71 juta.

Waduh! Ternyata nilainya sangat besar untuk satu jam. Bagaimana kalau carteran memakan waktu 3-4 jam, bisa dihitung berapa besar dana dari Pemerintah Provinsi Papua Selatan digelontorkan membayar?

Tidak masalah ketika Apolo Safanpo mencarter helikopter ke sejumlah kampung itu, namun menjadi pertanyaan adalah apakah tidak bisa dengan menggunakan mobil (darat) maupun air (speedboat) menuju ke sejumlah titik dimaksud?

Justru lebih tepat ketika Apolo Safanpo menggunakan mobil maupun speedboat mengunjungi kampung-kampung, sekaligus melihat kondisi ril  sesungguhnya agar membuat program dan mengalokasikan anggaran sehingga ruas jalan maupun jembatan rusak, dapat diperbaiki.

Lalu anggaran yang digelontorkan-pun tidak sebesar menyewa helicopter dengan nilai sangat aduhai. Lalu ketika rakyat mendengar secara langsung bisa ‘sesak nafas.’

Begitu juga saat  seorang penjabat keeenakan dengan helicopter, sudah pasti  tidak akan mengetahui ekstrim-nya suatu wilayah yang dituju dan sering dialami serta dirasakan masyarakat kecil tatkala saban hari melintas menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Apa yang ditanyakan Romanus Mbaraka, sesungguhnya sangat tepat dan pasti diapresiasi rakyat dibawah, namun bagi tim sukses maupun pendukungnya pasti merasa gerah hingga emosi.

Munculnya pernyataan Romanus terkait helicopter itu, langsung viral hingga menghiasi dunia maya dari semalam hingga menjadi ‘buah bibir’ serta perbincangan.

Dengan fakta demikian, rakyat sudah bisa menjatuhkan pilihan tepat tanggal 27 November 2024, siapa pemimpin yang mempunyai hati dan siap ‘mandi lumpur’ menembus kampung maupun distrik terpencil melihat orang kecil dibawah.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *