DI bawah hampar alang-alang
kita biarkan senyum kita bersila,
duduk bersisian, mengunyah roti
dan di ujung mataku terlihat
sipu pipimu memerah, menjadi
kupu-kupu yang berjinjit
di ujung bundar topimu
Senyum kita berlarian, seperti
sepasang kanak di sore yang landur
tanpa sadar telah tiba di ambang pintu
kita terpaku, saling menukar tatapan
seperti pilar yang berdiri di istana
Inilah keberadaanku, dalam kernyit pelukan
yang kautampakkan dengan raut
paling menyakitkan, dengan kata-kata
yang paling berliku dan berkaca-kaca
Inilah keberadaanku, dalam sungai
yang membawa dingin ke ujung pelipis,
tempat biasa pandangku menyetia
dan meyakini bahwa kau dan senyuman
Adalah senyata-nyatanya dua lagu
yang bersenandung bergantian
pada pucuk-pucuk jarum jam
hingga pada satu titik notasi
kautemukan keberadaanku
sebenar-benarnya.
Penulis : Andi Wirambara
Alamat : Kota Malang, Jawa Timur