TSE Group Raih Penghargaan dari Majalah Sawit Indonesia

TSE GROUP301 views

Jakarta, Suryapapua.com–  Majalah Sawit Indonesia kembali menggelar penghargaan Sawit Indonesia Award 2023 di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu (20/12). Penghargaan ini diberikan kepada 55 pemangku kepentingan sawit yang berasal dari berbagai kalanga  n dan lintas profesi, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, perusahaan, petani, akademisi, lembaga negara, perguruan tinggi hingga industri pendukung kelapa sawit.

Ketua Panitia Sawit Indonesia Award 2023, Qayuum Amri menjelaskan, peraih Sawit Indonesia Award 2023 dinilai berdasarkan rekam jejak mereka di media massa terutama berkaitan dengan kegiatan, kebijakan, dan program yang mereka jalankan. Sebagaimana tahun lalu, penilaian internal Majalah Sawit Indonesia berdasarkan kepada tiga aspek yaitu komunikasi, informasi, dan komitmen.

“Jumlah penerima Sawit Indonesia Award 2023 sama seperti tahun lalu yang mencapai 55 peraih penghargaan. Ada sejumlah kategori baru yang layak untuk diberikan sesuai dedikasi peraih penghargaan,” jelas Qayuum Amri, yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia.

Tunas Sawa Erma (TSE)  Group menjadi salah satu penerima penghargaan bergengsi para insan sawit tersebut.

Sertifikat Sawit Indonesia Aword 2023. TSE Group berhasil keluar sebagai pemenang kategoro The Mozst Reputable Palm Oil Company On Public Health Services atas kontribusinya dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Papua- Surya Papua/IST
Sertifikat Sawit Indonesia Aword 2023. TSE Group berhasil keluar sebagai pemenang kategoro The Mozst Reputable Palm Oil Company On Public Health Services atas kontribusinya dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Papua- Surya Papua/IST

Tahun ini TSE Group berhasil keluar sebagai pemenang untuk kategori “The Most Reputable Palm Oil Company On Public Health Services” atas kontribusinya dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Papua.

Masalah kesehatan di Papua, khususnya di Asiki, Kabupaten Boven Digoel telah menjadi perhatian TSE Group selama bertahun-tahun.

Melalui berbagai program CSC (Corporate Social Contribution)-nya, TSE Group telah berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Papua dengan mendatangkan dokter dan tenaga kesehatan untuk terjun langsung ke pelosok-pelosok guna memberikan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis kepada masyarakat.

TSE Group juga membangun klinik di setiap blok perkebunan yang dapat diakses oleh masyarakat setempat secara gratis serta menghadirkan Klinik Asiki sebagai klinik modern di pedalaman Papua.

Dengan gedung seluas 1.100m2, Klinik Asiki memiliki fasilitas cukup lengkap seperti ruang rawat jalan, rawat inap, ruang bersalin, perawatan bayi/perinatologi, IGD, ruang bedah minor, USG, farmasi, dan fasilitas lainnya hingga penyediaan kendaraan ambulans.

Kehadiran Klinik Asiki tak hanya memberikan pelayanan dan pengobatan bagi masyarakat setempat. Tapi juga memiliki sederetan program yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan masyarakat, meningkatkan kesadaran gaya hidup sehat dan menekan kematian ibu dan bayi.

Klinik Asiki juga secara rutin mengadakan kegiatan imunisasi yang bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk melindungi bayi dari penularan penyakit yang berbahaya.

Melalui program kontribusi masyarakat seperti ini, industri sawit menjelma menjadi indutri yang membawa kebaikan bagi sesama.

Deputi Kemenko Perekonomian RI Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Dida Gardera dalam acara Penghargaan Sawit Indonesia Award 2023 menjelaskan, saat ini lahan kelapa sawit nasional sangat luas memiliki 16,38 juta hektar. Sekitar 1 juta ha milik negara, 6,8 juta milik rakyat dan swasta mencapai 8,6 juta ha.

“Dari kesemuanya itu memproduksi 51 juta ton dan konsumsi 12- an juta ton dan sisanya diekspor.”

Namun demikian, dia mengungkapkan, industri ini memiliki tantangan besar lain ke depannya terutama menyangkut aspek keberlanjutan.

Apalagi, saat ini sudah ada Undang-Undang Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation-EUDR) yang akan menjadi ganjalan besar bagi sawit Indonesia untuk eksis di pasar dunia.

Dida pun mengajak seluruh pelaku usaha, petani dan stakeholder sawit lainnya untuk menyukseskan sertifikasi ISPO.

“Artinya kontribusi positif sawit diiringi sejumlah tantangan. Salah satu persyaratannya treacibilty, mengupayakan itu tidak ringan. Tapi apa yang dilakukan pemerintah dan stakeholder bukan berdasarkan permintaan luaar tapi intinya kebutuhan kita sendiri. Satu untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan baik petani atau perusahaan,” jelas Dida.

 Penulis : Fionny

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *