Merauke, Suryapapua.com– “Kami memohon maaf kepada para pelanggan yang terdampak dan akan mengupayakan perbaikan segera diselesaikan, sehingga layanan dapat kembali pulih dan digunakan seperti sedia kala.”
Itulah jawaban EVP Telkom Regional VII, Agus Yudha Basuki dalam rilisnya Kamis (11/01/2024), sehubungan putusnya jaringan internet di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan beberapa hari lalu.
Untuk diketahui, tahun 2023, dua kali jaringan internet putus. Jawaban serupa disampaikan managemen Telkom dengan dua kata, permohonan maaf.
Mereka (managemen;red) terkesan tidak memikirkan dampak serius dari putusnya jaringan internet yang sangat memengaruhi berbagai aktivitas masyarakat, pemerintah maupun swasta sebagai pengguna internet.
Siapapun pasti geram alias emosi dengan jawaban Telkom demikian. Karena hanya disampaikan permohonan maaf disertai jawaban sedang dalam proses perbaikan.
Lalu putusnya jaringan internet, tanpa disertai alasan mendasar pihak Telkom. Sehingga tidak mengherankan ketika asumsi rakyat Merauke kalau ada dugaan unsur kesengajaan.
Sehingga gelombang demonstrasi-pun dilakukan ke Telkom Cabang Merauke. Setelah Komunitas Wartawan Papua Selatan menggeruduk Kantor Telkom beberapa hari lalu, giliran tadi siang, mahasiswa serta masyarakat melancarkan aksi serupa.
Tidak bermaksud melakukan provokasi berlebihan, tetapi sudah pasti ada ancang-ancang dari kelompok lain akan melakukan aksi ke Kantor Telkom Merauke, lantaran terusik dan terganggu akibat aktivitasnya-utamanya usaha yang dijalankan, ‘terseret’ dari sisi pendapatan setiap hari.
Dalam penjelasan Agus Yudha Basuki dibeberkan, gangguan Sistem Komunikasi Kabel Laut – Sulawesi Maluku Papua Cable System (SKKL SMPCS) pada ruas Merauke-Timika diperkirakan terjadi pada KM 138 dari STO Merauke di kedalaman 42m (segmen laut).
Telkom, menurut Agus, tengah mempersiapkan perbaikan infrastruktur kabel laut yang terkena gangguan.
Saat ini Kapal DINEx Pasific Line (kapal khusus perbaikan jaringan SKKL) sedang persiapan untuk berangkat dari Batam menuju Makassar. Selanjutnya proses loading kabel, peralatan penyambungan dan personel teknis.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, setelah memperoleh surat izin kerja, kapal segera bertolak ke titik gangguan kabel dengan perkiraan tiba di Merauke 31 Januari 2024 untuk dilakukan proses perbaikan dan penyambungan kabel. Untuk estimasi perbaikan akan selesai 8 Pebruari 2024.
Dia mengaku, gangguan yang menimpa sistem infrastruktur kabel laut Telkom ini murni merupakan force majeure, bukan faktor kesengajaan.
Adanya gangguan berulang pada SKKL bisa disebabkan berbagai hal, diantaranya karena faktor alam seperti terjadinya gempa, vulkanologi, longsoran bawah laut, bocoran uap panas atau akibat aktivitas kegiatan pelayaran laut.
“Untuk kepastian penyebab gangguan, akan kami sampaikan saat proses perbaikan SKKL,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun