Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di Hotel Akat Senin (4/12), berlangsung pelatihan peningkatan kelembagaan bagi peternak ayam yang diikuti 35 peserta yang adalah orang asli Papua (OAP).
Selain pemberian materi, juga studi tour di beberapa tempat atau lokasi peternakan ayam, kambing, babi serta unggas.
Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Francina FJ Rumlus di sela-sela kegiatan menjelaskan, peserta diambil dari perwakilan di lima distrik yakni Distrik Merauke, Semangga, Tanah Miring, Kurik dan Sota.
OAP yang mengikuti kegiatan dimaksud, demikian Rumlus, adalah peternak ayam kampung. Mereka memiliki kelompok di setiap kampung dan diambil perwakilan didampingi masing-masing penyuluh.

“Ya, satu distrik kita ambil tujuh orang. Mereka ini peternak ayam, meskipun usaha yang dijalankan masih sederhana. Namun kami ingin agar melalui pelatihan dimaksud, dapat meningkatkan kemampuan,” jelasnya.
Terkadang, menurutnya, ada bantuan ayam diberikan. Hanya saja, kurang dikembangkan secara baik. “Nah, dengan kegiatan begini, kita ingin meningkatkan pengetahuan serta keterampilan agar usaha yang dijalankan, bisa memberikan kontribusi dalam menopang ekonomi keluarganya,” ungkap Rumlus.
Intinya, dengan kegiatan ini, agar menambah wawasan peternak sekaligus lebih fokus.
“Kami juga lakukan kegiatan studi tour yang tidak hanya fokus di peternakan ayam, tetapi membawa peserta ke sejumlah tempat peternakan seperti sapi, kambing, babi dan lain-lain. Sehingga dapat dilihat dan ada daya tarik sekaligus sebagai motivasi untuk dapat dikembangkan dikemudian hari,” ungkapnya.
“Hari ini ada materi tentang budidaya ternak, kesehatan, managemen usaha. Besok kami ke lapangan melihat usaha peternakan yang sudah maju,” katanya.
Rumlus menambahkan, OAP memiliki kemauan serta semangat tinggi dalam mengembangkan usaha peternakan ayam. Hanya selama ini mereka keterbatasan teknologi dan pelatihan.
“Dengan dasar dimaksud, kami melakukan kegiatan nyata seperti begini agar menjadi bahan referensi untuk mereka pulang dan mengembangkan di kampung masing-masing,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun