Waan, Suryapapua.com– Salah satu potensi andalan masyarakat di enam kampung di Distrik Waan, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan yang menjadi sumber untuk mendapatkan uang adalah ikan. Dari uang itu,bisa menunjang ekonomi keluarga sekaligus ‘asap dapur’ tetap mengepul setiap saat.
Namun sayang disayang, meskipun berbagai jenis ikan berlipat ganda didapatkan masyarakat dari hasil menjaring, namun hanya diambil gelembungnya saja. Sedangkan badan ikan dibuang atau dikuburkan begitu saja.
Padahal jika diolah menjadi ikan asin, pentolan bakso dan lain-lain, tentu memberikan sumber pendapatan. Harusnya ini menjadi tugas serta tanggungjawab pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke untuk melakukan pendampingan sekaligus memberikan latihan secara kontinyu.
Kepala Distrik Waan, Viktor Kabuya ketika ditemui Surya Papua di Kampung Wantarma pekan lalu menjelaskan, dalam setiap musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), dirinya selalu ‘berteriak’ kalau ada potensi unggulan ikan di kampung-kampung yang perlu mendapat perhatian pemerintah.
“Betul potensi yang telah diberikan Tuhan, belum dikelola secara baik oleh instansi terkait,” tegasnya.
Selama ini, demikian Viktor, masyarakat hanya mengambil gelembung ikan, sedangkan badannya dibuang begitu saja. Padahal kalau diolah menjadi ikan asin, abon, pentolan bakso, dan lain-lain, tentu mendatangkan sumber uang.
Masyarakat setempat, memiliki kemauan tinggi mengola ikan, hanya saja masih minim pengalaman. “Bagaimana mungkin, dinas terkait pun tak pernah memprogramkan untuk melatih masyarakat cara mengola ikan,” kritiknya.
Selama ini dinas hanya memberikan dan atau membantu alat tangkap seperti jaring maupun jonson, setelah itu pergi, tanpa bagaimana berpikir melakukan penyuluhan serta melatih masyarakat mengola ikan.
“Saya berharap kedepan pejabat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke memprogramkan untuk melatih masyarakat mengola ikan. Sehingga mereka mahir dan terbiasa ketika mendapatkan ikan dalam jumlah banyak yang dapat diolah kembali sekaligus dijual untuk mendapatkan uang,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun