Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di MSC Center, Jalan Cikombong, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan Sabtu (6/5) berlangsung Paskah bersama ratusan anak yang selama ini dibawah bimbingan serta didikan Bevak Pintar.
Dari pantauan Surya Papua, Paskah bersama itu ditandai perayaan ekaristi dipimpin tiga konselebran yakni Pastor Hendrikus Kariwob, MSC yang juga Vikjen Keuskupan Agung Merauke, Pastor John Astanto, MSC serta Pastor Simon, SVD.
Hadir juga sejumlah biarawati (suster) serta pejabat diantaranya Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang serta perwakilan pejabat dari Pemerintah Provinsi Papua serta tamu dan undangan lain, termasuk Ketua Kerukunan Lamaholot, Paulus Peka Hayon.
Sementara Pendiri Bevak Pintar, Br. Yohanes Kedang, MTB dalam sambutannya berceritera tentang bagaimana inisiatif dan semangatnya mendirikan Bevak Pintar, setelah melihat permasalahan sosial yang tengah dihadapi serta dialami anak-anak Papua.
Bevak Pintar, lanjut Bruder Johny, muncul sekitar tahun 2017 silam, saat ia berkeliling kota sekaligus berpastoral dan bertemu anak-anak Papua yang belum belum tahu membaca, menulis, berhitung dan paling menyedihkan belum bisa berdoa, terutama doa- doa dasar Gereja Katolik.
“Dari sejumlah persoalan itu, saya berjumpa Ibu Elis Maturbongs sekaligus diskusi dan akhirnya mendirikan satu komunitas kecil yang namanya ‘Rabu Ceria,’ tepatnya di lingkungan Elisabeth (belakang kios biru),” katanya.
Lalu, jelas Bruder Johny, dibawah pohon mangga dengan beralaskan terpal, bersama anak-anak memulai kegiatan yang dimulai dengan berceritera tentang Kitab Suci.
Dari situ, jelasnya, ia mulai memosting semua aktivitas di media sosial dan diresponi sangat positif berbagai kalangan. “Puji Tuhan kini kami telah memiliki 12 Bevak Pintar yang tersebar di sejumlah titik,” ungkapnya.
Belasan Bevak Pintar itu diantaranya, Bevak Pintar Santa Elisabeth, Bevak Pintar Santa Theresia Buti, Bevak Pintar St. Antonius Sesate, Bevak Pintar St. Gregorius Katapal.
Selain itu, Bevak Pintar Bunda Hati Kudus Jati-Jati, Bevak Pintar Yohanes Pembaptis Bokem, Bevak Pintar Arnoldus Yansen Sota, Bevak Pintar St. Fransiskus Tambat, Bevak Pintar Santa Clara Uku, Bevak Pintar St. Dominikus Sermayam I, Bevak Pintar St. Yakobus Jagebob 9 serta Bevak Pintar St. Yohanes Jagebob.
Seiring dalam perjalanan sekaligus pembinaan sejak 2018 terhadap kurang lebih 1.000-an anak yang tersebar di belasan bevak, banyak telah mengalami perubahan. Dimana yang belum bisa membaca dan menulis serta berdoa, sudah mengalami perubahan sangat besar.
Lebih lanjut Bruder Johny menjelaskan, umumnya anak-anak usia sekolah yang belajar di Bevak Pintar adalah OAP. Meski dalam berbagai keterbatasan, para relawan di setiap Bevak Pintar terus mendampingi untuk belajar.
“Memang para relawan mengalami banyak tantangan. Ada pasang surutnya, tetapi saya bangga sekali dengan mereka, karena sampai detik ini, saya tak pernah memberikan 1000 rupiah, tetapi hati mereka dengan setia mendampingi anak-anak Papua,” jelasnya.
“Saya selalu menyampaikan kepada relawan bahwa saya tidak bayar kamu, tetapi Tuhan Allah akan membayar. Dari belasan Bevak Pintar itu bukti nyata bahwa para relawan punya hati besar mengabdi untuk anak-anak Papua,” katanya.
Bruder Johny menjelaskan, tidak dapat dipungkiri jika sejumlah anak Papua telah terjerumus dengan menghirup lem aibon, minuman keras dan lain-lain. Sehingga Bevak Pintar sebagai wadah mengaktualisasikan, sekaligus mendampingi dan menuntun, mengajarkan mereka agar kebiasaan dimaksud dihentikan.
“Ya, para relawan mengajarkan anak-anak menulis, membaca , berhitung serta berdoa,” ujarnya.
Disamping terus menjalankan kegiatan di Bevak Pintar, Bruder Johny memutar otak mencari satu dan dua sen sebagai tambahan membeli makanan tambahan berupa bubur kacang hijau agar anak-anak bisa menikmati setelah proses belajar mengajar dilangsungkan.
“Puji Tuhan, kami mendapatkan orang orang baik, sehingga memberikan bubur kacang hijau kepada anak-anak. Memang tidak seberapa apabila diukur standard gizinya, tetapi bagi kami itu adalah suatu perhatian sangat luar biasa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bruder Johny mengaku mendapatkan dukungan dana dari donatur berupa uang gizi tiap bulan Rp 5,5 juta. “Saya sampaikan ke bendahara agar berusaha membagi 12 bevak pintar itu seadil-adilnya. Meski hanya bubur satu mangkok, tetapi harus dirasakan. Karena prinsip saya, ketika mendidik anak, gizi perlu diberikan,” pintanya.
Bruder Johny mengucapkan banyak terimakasih kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka serta pejabat dari Provinsi Papua Selatan yang telah memberikan dukungan dana hingga perayaan Paskah bersama anak-anak dapat dilaksanakan.
“Sekali lagi terimakasi banyak. Di saat panitia sedang krisis, hadir malaekat-malaekat yang memberikan dukungan hingga acara ini boleh berjalan baik dan lancar,” katanya.
“Saya bertemu langsung dengan Bapak Romanus Mbaraka dikediamannya kemarin dan beliau menyampaikan tak sempat hadir, karena ada kegiatan di jam yang sama,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang mengaku sangat terharu setelah melihat ratusan anak Papua belajar di Bevak Pintar.
“Ini sangat luar biasa dilakukan Bruder Johny Kilok bersama para relawan yang tanpa lelah memberikan perhatian secara khusus kepada anak-anak Papua,” ujarnya.
Kapasiang meminta kepada Bruder Johny agar terus membangun komunikasi secara kontinyu. “Saya tak ingin menjanjikan muluk-mulut sekarang, tetapi nanti akan ada kontribusi nyata diberikan,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun