Kurik, Suryapapua.com– Bagai makan buah simalakama, peribahasa atau pepatah yang dapat diidentikan maju kena-mundur-pun kena. Pepatah dimaksud menggambarkan seseorang berada di dua pilihan sulit yang dihadapi.
Mungkin pepatah diatas juga setidaknya mengena dan atau dirasakan Bupati-Wakil Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze-Fauzun Nihayah.
Betapa tidak, disaat kedua pemimpin ini yang sedang gencar-gencarnya melakukan berbagai terobosan, termasuk pelayanan kepada masyarakat atau bergerak ke kampung-kampung, mendapatkan stigma miring dari pihak-pihak tertentu alias barisan sakit hati.
Dalam kegiatan Safari Ramadhan yang berlangsung di Kampung Wonorejo, Disrtrik Kurik Senin (17/03/2025), Wabup Merauke, Fauzun Nihayah mengungkapkan, ketika mereka bekerja, selalu dibilang pencitraan.
“Lalu kalau tidak kerja, dibilang pemerintah tidur. Jadi serba dilema. Tapi itu sebuah resiko sebagai seorang pemimpin. Tidak ada yang sempurna. Semua kembali kepada komitmen yang dibangun, juga niat,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup Fauzun juga mengatakan, sebagai seorang perempuan, tidak boleh hanya sebagai pelengkap. Perempuan harus mampu memberikan hal- hal positif untuk pembangunan di Bumi Anim Ha.
“Ketika saya menjadi Wabup Merauke, ini menjadi beban moral saya bagi kaum perempuan di Kabupaten Merauke,” ungkapnya.
“Saya yakinkan diri dan mengikhlaskan diri saya serta menghibahkan jiwa-raga saya untuk melayani masyarakat di Kabupaten Merauke. Apa yang bisa dilakukan, akan saya lakukan,” tegasnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun