HUT Merauke ke-123, Romanus Mbaraka: ‘Pembangunan Maju! Tanah Orang Malind Makin Hilang, Juga Manusianya’

Laporan Utama137 views

Merauke, Suryapapua.comPuncak Hari Ulang Tahun (HUT)  Merauke ke-123 tanggal 12 Pebruari 2025 sangat meriah yang ditandai pemukulan tifa,  pemotongan sagu sep, kue ulang tahun serta bunyi kembang api.

Dari pantauan suryapapua.com, ribuan masyarakat memadati depan area Kapsul Waktu mengikuti Puncak HUT Merauke ke-123, juga musyawarah pimpinan daerah (Muspida), para mantan Pejabat Merauke, anggota Majelis Rakyat Papua Selatan (MRPS) serta tamu undangan lain.

Ketua Panitia HUT, Rekianus Samkakai dalam sambutannya menyampaikan Pemkab Merauke dibawa kepemimpinan  Romanus Mbaraka menggelontorkan dana senilai Rp2 milyar untuk mendukung berbagai kegiatan, termasuk perlombaan dan lain-lain.

“Banyak sekali kegiatan dijalankan dan atau dilombakan melibatkan langsung masyarakat, juga kegiatan anjangsana ke sejumlah panti asuhan serta pelayanan e-KTP dan lain-lain,” ujarnya.

Dalam moment atau puncak HUT, lima orang Marind diberikan kesempatan mendapatkan hadiah mulai dari motor, kulkas serta sejumlah hadiah menarik lain.

Kelimanya mendapatkan hadiah, lantaran lahir tepat tanggal 12 Pebruari, bertepatan dengan hari jadi Merauke ke-123 tahun.

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya mengatakan, pada HUT Merake ke-123, tidak dapat dipungkiri kalau pembangunan dari waktu ke waktu terus maju.

Hanya saja, lanjut Romanus, orang keriting-hitam pemilik tanah ini, semakin lama semakin hilang tanahnya dan semakin hilang pula  manusianya.

“Ini fakta dan realita yang terjadi. Semoga orang Nusantara yang datang dan tinggal di tanah ini, selalu bekerja dengan jujur,” pintanya.

“Dalam setiap pidato, saya selalu menyampaikan kepada orang Nusantara agar ketika kalian di jalan- ada orang Marind, tolong pegang tangan mereka sekaligus angkat,” katanya.

Hari ini, demikian Romanus, Merauke jadi ibukota Provinsi Papua Selatan. Ingat dan catat bahwa  orang Marind sudah tidak ada tanah dalam kota lagi.

“Kalau di jalan Raya Mandala, mata rumah orang Marind hanya Kaka Daniel Walinaulik, lain dari itu tidak ada,”tegasnya.

Lalu, jalan di sepanjang Brawijaya, Kuda Mati bahkan sampai Neto, orang Marind  juga sudah tak  tanah.

Romanus kembali mengingatkan  bahwa orang Nusantara datang kesini dengan semua cukup.

“Saya selalu  dengar  kata-kata sampai sekarang disampaikan kalau orang Marind malas. Sekali lagi ingat, silahkan orang Nusantara datang dan lihat kebun saya, itu pertanda kami orang Marind tidak malas. Hanya orang Nusantara yang kurang hati bangun negeri ini,” kritiknya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *