BIARLAH rakyat menilai akan penampilan seorang pejabat ketika melakukan kunjungan ke kampung-kampung, sekaligus berdiialog dengan masyarakat.
Ketika hendak ke kampung terpencil dengan topografi wilayah sangat sulit dan hanya bisa dijangkau akses transportasi air (speedboat), apakah harus mengenakan pakaian necis alias rapi mulai dari baju lengan panjang, celana tissue hingga sepatu mengkilap?
Bedalah ketika yang biasa menggunakan helikopter, sudah pasti akan berpenampilan demikian.
Bagi seorang Romanus Mbaraka yang juga Bupati Merauke, tidak ada dalam otak serta pikiran mengenakan pakaian super resmi demikian.
Dia (Romanus;red), pasti berpenampilan seadanya. Karena ia tahu harus menghadapi tantangan di air mulai dari gelombang air hingga turun dari spead yang pasti menginjak lumpur.
Bahwa ketika ada pihak sirik serta berpikiran dangkal terhadap penampilan seorang Romanus Mbaraka ketika berbusana, itu menunjukkan bahwa bersangkutan sedang resah dan gelisah.
Pernyataan menyoroti cara berbusana Romanus Mbaraka, menjadi bahan tertawaan orang. Mengapa? Karena bukan menjadi suatu hal yang meresahkan.
Seorang pejabat berpenampilan sederhana, justru akan lebih mendekatkan hubungan emosional rakyat saat sedang berdialog atau berbicara secara langsung.
Tidak ada sekat dibangun seorang pemimpin. Rakyat pasti akan lebih dekat lagi dan leluasa berbicara menyampaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi.
Beda dengan pejabat saat berpenampilan resmi ketika melakukan kunjungan ke kampung terpencil dan terjauh. Saat dialog, suasana dipastikan kaku serta sangat formal.
Lalu, pasti ada sekat maupun jarak dibangun. Karena rakyat akan merasa minder untuk mendekat.
Dengan oretan sekena-nya ini, semoga mereka yang ‘luka’ serta tidak suka serta terus menyerang akan busana (pakaian) yang dikenakan Romanus Mbaraka, membuka biji mata besar-besar sekaligus menyadari.
Jauh lebih elok serta bijaksana ketika di publik, mengkampanyekan atau mengangkat program kerja junjungan yang diusung (Calon Gubernur-Wakil Gubernur Papua Selatan), dari pada bicara soal busana Romanus-Muyak.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun