Pertemuan Dengan Ratusan Petani, Bupati Merauke: 75 dari 250 Alsintan diangkut Pesawat Tempur Tiba 27 Mei 2024

Laporan Utama278 views

Merauke, Suryapapua.com–  Bertempat di Kampung Waninggap Say, Distrik Tanah Miring, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka melakukan pertemuan bersama ratusan warga setempat, juga para  kepala kampung, gapoktan serta  penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Dalam pertemuan yang dihadiri Danrem 174 ATW, Kolonel Inf Wempi Ramandei bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke, Josefa Rumasew di Balai Kampung Waninggap Say Senin (20/05/2024), Bupati Mbaraka menyampaikan sejumlah hal penting.

Sejumlah hal penting itu diantaranya peralatan alsintan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI   yang akan datang adalah 250 unit.

Nantinya, peralatan dimaksud, diangkut dengan kapal perang, tetapi tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Dimana gelombang pertama  75 unit dan sisanya akan menyusul.

“Kapalnya sudah berangkat dari Surabaya dan direncanakan tanggal 27 Mei 2024, sudah tiba di Pelabuhan Merauke, sekaligus dilakukan seraherima dari pemerintah pusat kepada pemerintah setempat,” ujarnya.

Tak Diserahkan ke Petani

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka memaparkan dan menunjuk lokasi atau peta untuk pembukaan lahan pertanian – Surya Papua/Frans Kobun
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka memaparkan dan menunjuk lokasi atau peta untuk pembukaan lahan pertanian – Surya Papua/Frans Kobun

Lebih lanjut Bupati Mbaraka menjelaskan, ratusan alat pertanian tersebut, tidak diserahkan kepada masyarakat, tetapi dikelola TNI bersama Pemkab Merauke.

Cara pengelolaan alsintan, demikian Bupati Mbaraka, dibuat bengkel besar untuk dilakukan penampungan di beberapa distrik seperti Tanah Miring, Semangga, Kurik serta Jagebob.

“Nah, ketika masyarakat hendak menggunakan peralatan, tinggal menghubungi  untuk dilakukan pelayanan. Karena yang akan mengerjakan lahan adalah Tim Percepatan Pembangunan Pertanian,” jelasnya.

Dengan demikian, harga sewa alsintan dapat dikontrol secara baik. Lalu perhitungan pembayaran adalah sistem bagi hasil. Jika petani tak menyewa, berarti bagi hasil setelah panen.

Untuk lahan yang akan digunakan, telah diinventarisir semua. Dalam tahun ini, rencana pembukaan lahan adalah 63.000 hektar, namun yang baru digunakan  sekitar 37.000 hektar. Sedangkan sisa lain belum, lantaran terdapat satu dan lain hal.

“Jadi, untuk musim tanam kedua I!, akan dikerjakan dengan peralatan dari pemerintah pusat itu,” katanya.

Dengan peralatan  yang datang, tentu sangat membantu petani. “Saya perlu sampaikan bahwa anggaran untuk beli semua peralatan ini,  juga masuk kuota Kalimantan serta sejumlah provinsi lain, namun  dialihkan semuanya ke Kabupaten Meraike. Semua karena doa bapak-ibu,” ungkapnya.

Bupati Mbaraka kembali menegaskan, tanah yang dikelola, tidak diambil. Begitu tim selesai  melakukan kegiatan penanaman, sudah menjadi milik petani.

“Teknisnya akan diatur soal omgkos kerja. Sekali lagi bahwa yang mengerjakan lahan petani adalah Tim Percepatan Pembangunan  Pertanian,” katanya.

“Lalu ada manfaat besar petani dapatkan yakni irigasi otomatis dikerjakan sekaligus,” jelasnya.

“Saya mohon petani,  kepala kampung, gapoktan agar kita kerjasama. Saya sebagai bupati sudah buka jalan untuk rakyat, sekarang tergantung petani sendiri,” katanya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *