800 Hektar Lahan Persawahan di Kurik 6 Terendam Banjir, Petani Dipastikan Tak Bisa Tanam di Musim Rendengan

Laporan Utama361 views

Merauke, Suryapapua.com– Luasan lahan persawahan di Kampung Mulya (Kurik-6), Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan yang dibuka setiap tahun oleh petani untuk ditanami padi adalah 1.200 hektar.

Dari luasan lahan tersebut (untuk  musim rendengan ini),  hanya sekitar 20-30 persen ditanami padi. Sedangkan sisanya sekitar  70-80 persen atau 700 hektar  hingga 800 hektar lahan persawahan, dipastikan petani tak bisa menanam, lantaran terendam air, akibat curah hujan tinggi serta luapan banjir di salah satu saluran primer di bagian utara Kampung Sumber Mulya beberapa waktu lalu.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kampung Sumber Mulya, Arif Wijaya kepada Surya Papua Rabu (4/1/2023) mengungkapkan,  ratusan lahan persawahan tersebut, sudah diolah petani dan siap ditanami padi bulan Desember 2022 kemarin.

Hanya saja, lanjut Arif, tiba-tiba banjir disertai luapan air dari salah satu saluran primer  yang menggenangi lahan persawahan petani,  sehingga kegiatan menanam padi tak bisa dilakukan.

Biasanya, menurut dia, bulan Desember, petani sudah mulai menanam. Hanya saja, akibat musibah luapan banjir, hingga kini mereka belum melakukan aktivitas di tengah sawah.

Ketinggian air dan banjir di ratusan hektar lahan persawahan petani, diperkirakan antara 30-40 centimeter. “Saya belum bisa memastikan apakah petani  dapat menanam atau tidak. Karena genangan baru bergerak perlahan keluar dan itu memakan waktu lama,” ungkapnya.

Jika sampai genangan tak kunjung turun dan  intensitas curah hujan tetap tinggi, kemungkinan besar petani harus menunggu hingga musim tanam  gadu pada bulan April mendatang.

“Ya, ketika petani memaksakan diri menanam, dipastikan hasilnya tak memuaskan. Namun demikian, kita lihat hingga seminggu kedepan, apakah air dan banjir cepat keluar dari areal perawahan atau tidak,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Arif meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke agar melakukan rehab kembali  saluran primer dimaksud, lantaran selama ini belum ada perhatian sama sekali.

“Mudah-mudahan, apa yang saya suarakan mewakili petani di Kampung Sumber Mulya, dapat diresponi cepat oleh Bapak Bupati Merauke, Romanus Mbaraka,” katanya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *