Merauke, Suryapapua.com– Sebanyak 14 ABK (nelayan Merauke) dari jumlah 15 orang, akhirnya tiba dengan Pesawat Lion Air tadi pagi di Bandara Mopah, setelah bersama Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai melakukan penerbangan dari Bali.
Untuk diketahui, belasan ABK dideportasi dari Darwin-Australia lantaran ditangkap otoritas negara tersebut karena melakukan aktivitas pencurian ikan secara illegal di negara dimaksud.
Para ABK itu diantaranya Ahmad , Rudi, Nangda, Jemnisi, Herman dan Suristo (KMN IKhsan Jaya).
Lalu ABK KMN Nurela, Rudi, Hendra Seputra, Andreas, Nelson Djutay, Demitrius Mangar, Muhamad wahyudin, Kores Lefuray dan Wifner Warkey.
Sedangkan satu ABK atas nama Janeng, masih menjalani perawatan di Darwin-Australian oleh tenaga medis disana, lantaran terdeteksi penyakit TBC.
Kedatangan mereka diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Yeremias Paulus Ndiken di salah satu ruang pertemuan kantor bupati Sabtu (20/07/2024) didampingi langsung Kepala Badan Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, Leunard Rumbekwan.
Dari pantauan Surya Papua, terlihat keluarga dari para ABK juga hadir di kantor bupati melakukan penjemputan, karena sudah hampir sebulan, tidak bertemu secara langsung.
Tampak keceriahan terpancar dari wajah keluarga, tatkala melihat para ABK turun dari beberapa mobil dan menuju ke lantai tiga kantor bupati.
Mewakili para ABK, Budi (kapten kapal) menyampaikan banyak terimakasih kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang dengan tulus dan sungguh-sungguh mengurus semua, mulai dideportasi dari Darwin hingga ke Bali dan akhirnya bisa sampai di Merauke.
“Sekali lagi, terimakasih banyak Bapak Romanus Mbaraka untuk semua yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga,” ujarnya.
Selain itu ucapan terimakasih kepada Kepala Badan Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai, atas perintah bupati mengurus semua termasuk biaya pemulangan dari Bali ke sini.
Jangan Ulangi Kesalahan
Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Yeremias Paulus Ndiken mengingatkan kepada para nelayan agar tidak mengulangi kesalahan dengan memasuki perairan negara lain untuk melakukan pencarian ikan.
“Kalian khilaf, tetapi jangan membuat negara dan daerah kita malu. Ini catatan bagi para ABK,” pintanya.
Pemkab Merauke, lanjut Yeremias, akan melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat, terutama nelayan agar ketika melakukan aktivitas di perairan Arafura, tidak sampai keluar ke negara lain.
Lebih lanjut Sekda mengungkapkan, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sudah sungguh-sungguh berusaha mengurus semuanya. Dan, terbukti hari ini kalian bisa tiba kembali di Merauke sekaligus bertemu keluarga.
“Kita semua bersyukur kepada Tuhan karena kamu semua dalam keadaan sehat walafiat,” jelasnya.
Pemkab Merauke, demikian Yeremias, bertanggungjawab untuk pemulangan para ABK, karena itu adalah suatu bentuk tanggungjawab.
Sementara Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai dalam kesempatan itu melaporkan, setelah 15 ABK (nelayan Merauke) ditangkap, langsung dibawa ke Darwin-Australia guna menjalani karantina selama beberapa hari.
“Lalu kami diminta dari KJRI Darwin untuk mempersiapkan administrasi 15 ABK termasuk identisas mereka untuk diterbitkan pengganti paspir agar dideportasi dari negara tersebut,” katanya.
“Kita bersyukur bahwa dari informasi KJRI Darwin, belasan ABK baru pertama kali ditangkap di Perairan Australia, sehingga tidak diproses secara hukum, tetapi dipulangkan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rekianus menambahkan, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka meresponi dengan cepat, sehingga akhirnya belasan nelayan bisa pulang dengan selamat dan berkumpul kembali bersama keluarga.
“Ya, Bapak Romanus Mbaraka menemui keluarga di Lampu Satu sekaligus menyampaikan secara langsung, juga memberikan kekuatan kepada keluarga ABK untuk tetap berdoa. Itulah suatu bentuk perhatian serius dari pemimpin terhadap rakyatnya,” kata dia.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun