Merauke, Suryapapua.com– Minggu 26 Pebruari 2023 adalah moment sangat istimewa dan bahagia bagi seorang Benjamin Latumahina untuk disyukuri secara bersama dengan isteri, anak, keluarga maupun sanak saudara, karena tepat dengan hari jadinya.
Untuk mensyukuri semuanya, tentu ia (Benjamin;red) tak lupa diri mengucap syukur kepada Tuhan, karena masih diberikan umur panjang, kesehatan baik serta karier menjanjikan.
Rupanya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, ada kejutan tak pernah diduga dan atau dibayangkan banyak orang. Karena Benjamin yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke itu, sekaligus meluncurkan buku hasil karyannya.
Buku dengan judul ‘Dari Ruang Rakyat’ yang berjumlah 243 halaman tersebut, diluncurkan bersamaan atau tepat di hari ultahnya.
Lalu apa yang memotivasi sekaligus mendorong politisi ‘kocak’ dari Partai Nasdem yang selalu ‘mengocok’ perut orang saat suasana santai atau sedang bergurau?
Tentu banyak orang penasaran ingin mengetahui secara pasti dan jelas, perjalanan Benjamin Latumahina yang juga Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Provinsi Papua Selatan menghasilkan ratusan lembar tulisan yang dikemas dalam buku itu.
Kepada sejumlah wartawan dikediamannya, kemarin, Benjamin mengaku, dirinya telah menyelesaiakan buku tentang pengalamannya sebagai pemimpin dan pola-pola penyelesaian suatu permasalahan yang terjadi pada lingkup masyarakat serta daerah.
Motivasi yang mendorong untuk menuangkan berbagai hasil kerja dalam sebuah buku, setelah diberikan kesempatan mengikuti Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas) angkatan XI tahun 2020 silam.
Dikatakan, banyak catatan penting telah dituangkan ke dalam buku yang telah dicetak 1000 itu , diantaranya pengalaman serta rasanya terlibat langsung dalam penyelesaian pemerintahan.
Salah satu contoh konkret adalah pembahasan pariwisata. Ternyata untuk menggerakan dan menjalankan pariwisata, pemerintah tak bisa berjalan sendiri.
Sehingga, lanjut Benjamin, ia memberi salah satu judul tulisan pentahelix. Dimana semua harus berperan mulai dari pemerintah, masyarakat, akademisi, media maupun investor, agar bergandengan tangan sekaligus bekerjasama menumbuhkan dan memajukan pariwisata.
Selain penataan pariwisata, Bela, panggilan akrabnya mmbeberkan bagaimana cara penyelesaian konflik dengan diberi judul smart power. Lalu di dalamnya terbagi menjadi dua bagian yakni soft power serta hard power.
Soft power diartikan sebagai penyelesaian masalah yang dilakukan secara dialog bersama tokoh masyarakat, adat, agama dan lainnya. Sedangkan hard power adalah kesalahan yang jelas melanggar hukum, sehingga harus ditindak tegas sesuai aturan.
Ada juga bagaimana penyelesaian pendidikan di Papua. Di dalam uraian pembahasan pendidikan ini, terdapat nara sumber Paskalis Tethol. Bersangkutan mengurai bagaimana cara menyelesaikan kurikulum gotong-royong kolaboratif.
Bagi Tethol, orang tua murid menjadi guru juga, tetapi sama-sama menjadi murid. Karena pola pembelajarannya mulai dari keluarga.
Kalimat gotong-royong yang diulas Tethol, bagi Benjamin menarik dan sangat efektif. Itu terbukti pada masa pandemic covid-19 yang melanda Indonesia, lebih khusus Kabupaten Merauke.
Lebih lanjut dikatakan, Integritas kepemimpinan juga tidak kalah penting, lain dari pada itu, pemimpin harus mampu menunjukkan kreativitas dan loyalitas serta terminasi. Sehingga dengan munculnya permasalahan, dapat diselesaikan secara baik.
Dalam kesempatan itu, Benjamin mengaku, harusnya buku dapat diselesaikan tahun lalu. Hanya bertepatan dengan pandemi covid-19. Jadi ditambahkan lagi materi bacaan tentang bagaimana cara menyelesaikan covid-19.
“Ya, mungkin dengan adanya buku ini, dapat menjadi satu catatan bagi pembaca. Kemudian generasi-generasi kita yang akan datang. SEkaligus sebagai satu bahan pembelajaran dan juga pengalaman bagi siapa saja,” katanya.
Benjamin menambahkan, kesimpulan dari buku dengan judul ‘Dari Ruang Rakyat,’ sekiranya generasi mendatang, dapat belajar dari pengalaman yang ada serta memahami bagaimana cara menghadapi suatu permasalahan, mempersiapkan pemimpin di masa depan.
“Ya, buku hasil karya saya bersama seorang penulis atas nama Marthen Luther Djari itu akan kami bagikan ke sejumlah perpustakaan, universitas dan sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Merauke,” jelasnya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun