Merauke, Suryapapua.com– Sejak tahun 2014 silam, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Plus Satu Atap 4 Senayu di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke mendapatkan izin untuk proses belajar mengajar dilangsungkan.
Meskipun dengan berbagai keterbatasan, tak menyurutkan semangat para guru mengabdi di depan kelas demi anak didik yang umumya adalah orang asli Papua (OAP). Bangunan berarsitek papan yang terdiri dari tiga ruangan belajar itu, murni swadaya para guru. Tak ada bantuan sama sekali Pemerintah Kabupaten Merauke.
Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMA Satap 4 Senayu, Mikson T Notanubun kepada Surya Papua Kamis (17/3). Menurutnya, jumlah siswa-siswi di sekolah itu 34 orang. Lalu proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, karena jumlah tenaga guru juga mencukupi yakni 15 orang.
Notanubun menjelaskan, setelah ijin didapatkan, proses belajar mengajar berjalan lancar sampai sekarang. “Ada tiga ruangan belajar digunakan dan sejauh ini tak ada masalah,” ujarnya.
Dikatakan, setiap tahun dirinya mengajukan proposal kepada Pemkab Merauke sekaligus meminta dukungan anggaran agar sekolah dibangun lebih representatif, tetapi sampai sekarang tak diresponi pula.
“Jadi beginilah kondisi sekolah kami dari dinding papan dan berlantai cor-an kasar yang merupakan murni swadaya guru. Saya berusaha tidak meminta bantuan dari orangtua siswa, mengingat pendapatan mereka tak menentu didapatkan. Sehingga tidak bisa dipaksakan,” jelas dia.
Diakui beberapa hari lalu, ia melakukan pertemuan bersama orangtua siswa-siswi sekaligus meminta persetujuan agar adanya dukungan bantuan, sehingga bangunan SMA Senayu diperbaiki, termasuk juga rumah guru.
“Memang proposal telah kami siapkan. Hanya saja menunggu diteruskan ke Pemkab Merauke terlebih dahulu. Jika tak ada tanggapan, proposal dimaksud akan diedarkan ke masyarakat meminta bantuan,” ungkapnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun