Merauke, Suryapapua.com– Masyarakat dari Kampung Kaiburse, Distrik Malind, Kabupaten Merauke memiliki lahan persawahan sekitar 50 hektar. Dari luasan lahan tersebut, sesuai laporan penyuluh pertanian lapangan (PPL), kurang lebih sebelas hektar telah digarap. Sedangkan puluhan hektar lainnya belum.
Itu diakibatkan oleh minimnya alat mesin pertanian (alsintan) untuk membajak lahan persawahan. Kondisi demikian, tentu menjadi harapan orang asli Papua (OAP) di kampung itu, agar dapat diresponi pemerintah setempat.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kampung Kaiburse, Yulianus Samkakai kepada Surya Papua di Kampung Padag Raharja, kemarin mengatakan, alsintan menjadi persoalan sangat serius.
“Lahan persawahan telah kami siapkan. Hanya saja semua belum dapat digarap, mengingat minimnya alsintan. Sehingga perlu langkah cepat diambil Pemkab Merauke,” ungkapnya.
Jika alsitan ada, tentu masyarakat tak harus meminjam dari kampung tetangga membajak lahan. “Saya sebagai ketua gapoktan, memberikan jaminan ketika alsintan diberikan, akan dimanfaatkan dengan baik, lalu terus dirawat untuk kepentingan bersama di kampung,” ungkapnya.
Petani dari Kaiburse lainnya, Fransiskus Samkakai mengaku, selain kendala alsintan, juga pupuk. Ini menjadi factor penyebab masyarakat tak bisa buka lahan dalam skala luas.
“Kami tak bisa beli, meskipun itu pupuk subsidi yang dijual dengan harga subsidi. Karena sumber pendapatan OAP tak menentu, hanya mengandalkan kelapa maupun menjaring,” ujarnya.
Dia pun mendukung 100 persen langkah yang diambil Bupati Merauke, Romanus Mbaraka agar pembelian pupuk menggunakan dana kampung. Tentu ini sesuatu sangat menggembirakan. Jangan hanya pembangunan fisik diperhatikan, tetapi pemberdayaan ekonomi juga perlu diutamakan.
“Terus terang, saya senang sekali begitu mendengar apa yang disampaikan Bapak Bupati Merauke bahwa dana kampung dapat digunakan beli pupuk, sekaligus dibagikan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Bupati Instruksi Geser Jonder
Setelah mendengar aspirasi dan masukan dari masyarakat kampung lokal di Kaiburse, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka langsung meginstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian setempat, Ratna Lauce agar menggeser satu unit jonder ke sana. Karena pasti sangat dibutuhkan masyarakat, apalagi sudah memasuki musim tanam sekarang.
“Hari ini juga, kepala dinas bersama PPL serta Gapoktan Kaiburse sama-sama ke kota membuat berita acara, sekaligus ditandatangani bersama. Lalu langsung membawa jonder ke kampung,” ujarnya.
Bupati berpesan jonder yang diberikan pemerintah, digunakan dengan sebaik mungkin. Setelah membajak lahan, dibersihkan, agar tetap bertahan lama.
Jika ada kerusakan, diatur bersama di kampung untuk diperbaiki. Tak boleh ada yang memperbaiki sendiri. Karena pengalaman terjadi, ketika alsintan bantuan pemerintah diperbaiki sendiri, diklaim sebagai milik.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun