Perayaan Malam Paskah Diwarnai Cahaya Lilin, Sekaligus Tanda Yesus Kristus Telah Bangkit dari Makam

Laporan Utama362 views

Merauke, Suryapapua.com– Perayaan Malam Paskah Sabtu (30/03/2024) diwarnai Cahaya Lilin, sekaligus sebagai tanda Yesus Kristus bangkit dari makam, setelah wafat di Kayu Salib menebus dosa umat manusia, yang diperingati melalui  perayaan Jalan Salib   Jumat Agung kemarin.

Dari  pantauan Surya Papua di Gereja  Santa Theresia Buti, perayaan Malam Paskah dimulai pukul 18.00 WIT (jam 6 sore) yang diikuti ratusan umat Katolik.

Sebelum prosesi pembakaran Lilin Paskah, situasi baik di dalam maupun di luar gereja gelap-gulita, setelah semua lampu listrik dipadamkan.

Selanjutnya Pastor Pius Oematan, Pr yang memimpin perayaan misa Malam Paskah di damping  sejumlah misdinar serta petugas dalam perayaan, menuju ke titik atau tempat  onggokan kayu yang telah dibakar.

Lilin sedang diarak dan atau dibawa oleh salah seorang misdinar ke dalam gereja – Surya Papua/Frans Kobun
Lilin sedang diarak dan atau dibawa oleh salah seorang misdinar ke dalam gereja – Surya Papua/Frans Kobun

Dari  nyalah api itu, Pastor Pius mengambilnya. Sekaligus  menyalahkan Lilin Paskah sebagai lambang keilahian. Dimana Kristus adalah terang dunia. Sedangkan sumbu dari lilin menandakan jiwa-NYA.

Usai dinyalahkan, Pastor Pius Oematan membawa  Lilin Paskah didampingi para misdinar serta pertugas, secara bersama-sama masuk ke dalam gereja menuju ke depan altar.

Setiba di depan altar, perwakilan misdinar menyulut beberapa lilin dari lilin Paskah. Lalu menyulutkan lagi  ke lilin-lilin yang dibawa umat baik di dalam, depan maupun samping kiri-kanan gereja.

Setelah semua lilin  dinyalahkan, beberapa saat kemudian, baru lampu listrik dihidupkan kembali untuk perayaan Malam Paskah berlangsung sebagaimana biasa.

Umat sedang menyalahkan lilin yang dibawa setelah Lilin Paskah diarak – Surya Papua/Frans Kobun
Umat sedang menyalahkan lilin yang dibawa setelah Lilin Paskah diarak – Surya Papua/Frans Kobun

Dalam moment perayaan Malam Paskah itu, juga dilakukan pembaptisan terhadap dua orang, sekaligus mereka resmi masuk sebagai warga Gereja Katolik.

Pembaptisan ditandai penuangan air berkat oleh pastor kepada dua orang tersebut,  yang dihadiri saksi masing-masing.

Setelah resmi menjadi bagian dari Gereja Katolik, kedua orang yang telah dibaptis, sekaligus akan menerima komuni perdana.

Pembaptisan dua orang sekaligus sebagai tanda resmi menjadi bagian dari umat Katolik – Surya Papua/Frans Kobun
Pembaptisan dua orang sekaligus sebagai tanda resmi menjadi bagian dari umat Katolik – Surya Papua/Frans Kobun

Dalam khotbahnya, Pastor Pius Oematan mengatakan,”Kita semua bergembira, karena Kristus telah bangkit dari kubur.”

Kebangkitan Yesus, demikian Pastor Oematan,  ditandai oleh cahaya lilin. “Itu sebuah bukti bahwa kita tak perlu ragu, takut dan cemas. Karena segala sesuatu yang tampak di depan kita, ternyata sudah menjadi jelas,” katanya.

Kristus bangkit dan telah meninggalkan makam-NYA. Makam adalah lambang ketakutan,  kecemasan dan ketidakberdayaan manusia. Dan, Yesus  yang telah bangkit menjadi jaminan bagi  umat manusia agar tak perlu takut, cemas serta  ragu dalam menjalani kehidupan di hari-hari mendatang.

Lebih lanjut dikatakan, kebangkitan Yesus Kristus, mengalahkan maut dan meninggalkan makam, hingga kini DIA  berbahagia dengan Bapaknya di Surga.

Ratusan umat sedang diperciki dengan air berkat oleh Pastor Pius Oematan, Pr – Surya Papua/Frans Kobun
Ratusan umat sedang diperciki dengan air berkat oleh Pastor Pius Oematan, Pr – Surya Papua/Frans Kobun

“Kalau Kristus telah berpindah dari makam serta  menikmati kebahagiaan serta sukacita, tentu yang diharapkan dari kita adalah agar dapat mengalami kebangkitan serupa,” ujarnya.

Namun demikian, jelasnya, umat harus sungguh- sungguh mengalami  kebangkitan Kristus dalam hidup sebagai pengikut.

“Tentunya kita harus meninggalkan tempat atau situasi yang selama ini mungkin menjadi ancaman bagi kebahagiaan kita, juga kebebasan bahkan situasi menakutkan,” ungkapnya.

“Bagaimana supaya kita bangkit dan hidup bersama Yesus, maka  harus memaknai  kebangkitan Yesus dalam hidup kita sebagai  pengikutnya,” pintanya.

“Kita bisa ikut bangkit bersama Yesus Kristus apabila bersedia  meninggalkan kebiasaan maupun tradisi yang selama ini mungkin menurut kita baik, namun justru membuat  tak bahagia,” jelasnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *