Merauke, Suryapapua.com– Yakobus Yamtob, satu dari sekian banyak orang asli Papua (OAP) yang telaten dan tekun dengan usahanya memproduksi sagu secara rutin setiap hari di Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke.
Meski dengan berbagai keterbatasan, tak menyurutkan semangat Jack, panggilan akrabnya terus memroduksi sagu secara rutin. Karena permintaan maupun titipan di toko-toko, harus rutin dihantar.
Saat ditemui Surya Papua Jumat (25/3), Jack mengungkapkan, setiap hari, ia bersama anggotanya yang tergabung dalam Kelompok Dwitrap, terus mengola dana atau memproduksi sagu.
Dikatakan, salah satu persoalan mendasar dihadapi adalah pencucian maupun penjemuran yang masih manual atau menggunakan tenaga manusia.
Untuk pencucian, jelas Jack, harus tiga kali dilakukan, sekaligus memisahkan antara getah dan patinya. Karena itu untuk mengetahui dan memastikan layak atau tidaknya sagu.
Setelah pencucian, jelasnya, proses penjemuran dengan mengandalkan panas matahari. Itupun harus dijaga terus. Lalu lama waktu menjemur sampai tiga hari. Kalau menggunakan alat, hanya memakan waktu sehari.
“Sebenarnya kita bisa produksi dalam jumlah banyak, lebih dari satu ton, apabila peralatan mendukung. Sejauh ini belum, sehingga terpaksa bertahan saja memproduksi manual guna memenuhi permintaan,” ungkapnya.
Ditambahkan, jumlah pohon sagu yang digunakan untuk memproduksi sagu dalam sehari antara 2-3 batang.
Dia mengharapkan adanya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke dibawah kepemimpinan Romanus Mbaraka-H. Riduwan. “Semoga apa yang saya sampaikan ini, sekiranya diresponi bapak bupati,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun