Boven Digoel, Suryapapua.com– “Saya minta beritanya diklarifikasi. Karena faktanya bahwa kami sama sekali tidak diback up oleh dokter Novi sehubungan dengan akomodasi untuk datang, sekaligus melakukan pemalangan pintu ruangan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Boven Digoel.”
Penegasan itu disampaikan Yakobus Weremba saat menghubungi Surya Papua melalui telpon selulernya Rabu (31/8). “Sekali lagi, kami tak diback up siapapun juga termasuk dokter Novi. Itu atas inisiatif dari kami sendiri datang memalang pintu ruangan direktur,” tegasnya.
Jadi, lanjut Yakobus, pernyataan yang disampaikan Kapolres Boven Digoel, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) I Komang Budiarta bahwa dokter Novi memback-up akomodasi, sama sekali tidak benar.
Dikatakan, aksi pemalangan dilakukan sebagai bentuk protes agar jabatan Direktur RSUD Boven Digoel, tidak boleh pelaksana tugas (plt), tetapi harus definitif.
Selain itu, jelasnya, meminta kepada Kapolres Boven Digoel agar mengusut tuntas penggunaan dana covid-19 di rumah sakit setempat.
“Kami masih menunggu Bupati Boven Digoel, Hengki Yaluwo datang agar membicarakan secara langsung persoalan tersebut. Setelah itu baru palang bisa dibuka,” tegasnya.
Yakobus kembali meminta berita segera diklarifikasi kembali, karena menyangkut nama baik dokter Novi. “Saya menggunakan uang pribadi termasuk mobil untuk datang ke RSUD Boven Digoel beberapa hari lalu. Tidak ada uang diberikan siapapun termasuk dari dokter Novi,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun