Merauke, Suryapapua.com-Bertempat di Gedung Archelaus Sai Sabtu (8/1) malam, berlangsung Natal Oikumene Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke, TNI/Polri serta masyarakat.
Natal oikumene itu dipimpin Pastor John Kandam, Pr dan Pendeta S. Anakotta yang dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Merauke, Romanus Mbaraka-H. Riduwan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Benjamin Latumahina, Wakil Ketua II DPRD, Dominikus Ulukyanan, Danrem 174/ATW, Brgjen TNI Bangun Nawoko, Muspida lain, pejabat dari setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta masyarakat.
Sementara thema yang diusung dalam Natal Oikumene yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan.
Pastor John Kandam dalam khotbahnya meminta kepada manusia agar tidak ragu dengan apa yang dikerjakan Tuhan. Sebab DIA bekerja dengan hati tulus serta cinta untuk ciptaan-NYA.
“Dalam tahun 2022, agar kita tetap bersama Tuhan. Kita dengar serta ikut apa yang ditunjukkan kepada kita melalui suara dan iman kepercayaan masing-masing. Tak perlu ragu ,karena DIA sudah bekerja dengan penuh cinta demi umat di muka bumi ini.
Dikatakan, persaudaraan itu dapat dilaksanakan secara utuh, lengkap dan optimal. Dalam ajaran Gereja Katolik, terdapat tiga raja yang mewakili 3 ras besar bangsa manusia di bumi yakni Asia, Eropa dan Afrika.
Tiga raja dimaksud yakni Baltasar, Kaspar dan Melkior. Dari ketiganya, terdapat ras kulit hitam. Itu menandakan bahwa Allah menampakkan dirinya kepada seluruh umat manusia tanpa kecuali. Karena DIA menciptakan bumi dan langitnya secara istimewa. Lalu diserahkan kepada kepada manusia untuk diolah.
Dalam Kita Suci, jelas Pastor Kandam, tertulis, berkembang biaklah, penuhi bumi ini dan pakailah bumi dengan penuh kasih. Dari tiga raja, mereka memiliki kekuasaan dan kepintaran. Sebagai raja, mereka sudah pasti miliki semua apa yang diinginkan, termasuk harta seperti emas, kemenyan dan mur.
“Harta kekayaan itu, memiliki simbol. Tiga Raja mengikuti bintang yang diarahkan ke sumber ilahi. Mereka pergi dengan rendah hati dan ketulusan serta kejujuran.
Diharapkan simbol terang lilin Allah dalam pesta Natal, dapat memberikan cahaya bagi seluruh umat di Kabupaten Merauke. Dan, setiap orang dapat membuka hatinya yang gelap menerima masuknya terang Allah ke dalam diri masing-masing.
“Keserakahan, iri-hati, kesombongan, perampokan, penindasan, politik, korupsi, nepotisme dan tindakan negatif lain menutup hati untuk tidak melihat terang. Saya yakin mulai dari pimpinan teratas hingga tingkat bawah yang dipercayakan untuk masyarakat, wajib membuka hati mengedepankan kepentingan orang-orang sederhana,” pintaya.
Pastor kembali berpesan seluruh masyarakat bersatu. Melalui semangat persaudaraan dalam terang Kristus, dapat membangun Merauke dengan damai sesuai semboyan Izakod Bekai Izakod Kai, Satu Hati-Satu Tujuan.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun