Merauke, Suryapapua.com– Setelah lima hari meninggalnya Adriana Mahuze (11), anak Marind-Papua yang diduga ditolak Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI, berbagai kalangan sedang menunggu sejauhmana respon wakil rakyat di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke.
Hingga detik ini, tak ada satupun suara 30 anggota DPRD Merauke yang menyoroti kinerja atau pelayanan kesehatan di rumah sakit, sekaligus menyampaikan duka kepada keluarga atas meninggalnya Adriana, siswa kelas III SDN itu.
Melihat fakta demikian, Ketua Himpunan Mahasiswa Malind (HMM), Arnoldus Anda bersuara dan atau angkat bicara. “Saya ingin menanyakan dimana hati nurani DPRD Merauke pasca meninggalnya anak Marind tersebut? Kok sampai sekarang tak mengkritisi pelayanan rumah sakit,” tanya Arnold kepada Surya Papua Selasa (1/3).
Dia mengaku bingung dengan sikap 30 anggota DPRD Merauke yang terkesan mendiamkan diri pasca meninggalnya almarhum Adriana Mahuze. “Ini persoalan di depan mata. Lalu menjadi korban adalah anak Marind yang nota bene adalah pemilik negeri,” tegasnya.
“Saya sudah menanyakan kepada keluarga, namun mereka mengakui tak ada respon atau perhatian sama sekali dari DPRD Merauke. Hanya Bapak Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang langsung mengambil langkah cepat berkomunikasi bersama keluarga, sekaligus memberikan bantuan,” ujarnya.
Baginya, wakil rakyat terkesan menutup mata dengan meninggalnya Adriana Mahuze, akibat tak ada pertolongan awal dari pihak RS Lantamal XI setelah dibawa keluarga Jumat (25/2) malam kesana.
“Harusnya begitu mengetahui kasus yang menimpah anak Marind begini, DPRD Merauke mengambil langkah cepat. Ini sama sekali tidak, padahal sudah memasuki hari kelima meninggalnya almarhumah,” katanya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun