Merauke, Suryapapua.com– Hadirnya pemulung di rumah masyarakat dengan tujuan mencari dan atau mengambil barang yang sudah tak terpakai lagi, justru meresahkan.
Keresahan itu, lantaran pemulung seenaknya keluar masuk, tanpa izin kepada tuan rumah. Bahkan bukan hanya mencari barang bekas saja, tetapi mengambil serta membawa pulang barang yang masih bisa digunakan
Terhadap fenomena yang terjadi beberapa minggu terakhir, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Benjamin Latumahina angkat bicara.
“Saya berharap adanya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke, karena ini sangat berkaitan dengan kehidupan ketika para pemulung melakukan aktivitasnya yang kadang meresahkan banyak orang,” ungkap Latumahina kepada sejumlah wartawan Selasa (22/3).
Dikatakan, aktivitas masyarakat sebagai pemulung, lantaran menyangkut kehidupan dan juga urusan perut. Sehigga ini menjadi catatan dan perhatian bagi pemerintah setempat mencari jalan keluar penyelesaian.
Selain itu, jelasnya, banyak hal yang harus disikapi seperti minuman keras, aibon dan juru parkir liar.
“Khusus anak-anak pengguna lem aibon, saya kira ini masalah yang cukup pelik. Sehingga perlu ditangani dengan perencanaan matang,” pintanya.
“Kita tahu bahwa anak-anak yang kecanduan lem aibon, otak mereka sudah rusak. Sehingga diperlukan tempat rehabilitasi. Setelah rehabilitasi, dilihat dan diatur pendidikannya,” kata Latumahina.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun