Komarudin Watubun: ‘Ade Romanus Mbaraka Sudah Minta Maaf, Jadi Saya Memaafkan’

Pemerintahan623 views

Merauke, Suryapapua.com– “Memang beberapa waktu lalu, saya dengan ade Romanus Mbaraka, Bupati Merauke saling baku balas pantun. Tapi saya kira ini perlu diklarifikasi agar lebih jelas. Sehingga tak ada dusta diantara kita.”

Hal itu disampaikan anggota Komisi II DPR RI, Komarudin Watubun saat memberikan sambutan dihadapan Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo serta tamu dan undangan lain termasuk  empat bupati serta pejabat dari Provinsi Papua  di auditorium kantor bupati Jumat (29/7).

“Saya harus bicara, karena saya membangun reputasi dan perjalanan karier politik cukup panjang dan pada bulan Oktober ini 23 tahun menjadi  wakil rakyat baik di DPRD Kota Jayapura, DPRP hingga DPR RI sekarang,” tegasnya.

Jadi, lanjut Komarudin, agar dengan persoalan yang tak benar ini, tidak ikut meruntuhkan  kehormatan serta wibawa  keluarganya. “Hari ini saya datang di Merauke dan menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Bupati Merauke tak benar,” katanya.

Dikatakan, saat turun dari tangga pesawat tadi, dijemput Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Merauke  sekaligus menyampaikan permohonan maaf. Namun dalam hatinya bertanya, mesti yang meminta maaf adalah Bupati Merauke.

“Tapi tensi saya sudah mulai turun tadi, karena Pak Romanus Mbaraka sudah menyampaikan permohonan maaf secara langsung dalam forum resmi ini. Jadi sudahlah, kita memaafkan,” katanya.

Oleh karena telah ada permohonan maaf, jelas Watubun, maka dilupakan saja semua yang terjadi. Mari untuk bergandengan tangan membangun Papua kedepan lebih penting, daripada menanggapi hal-hal  yang sama sekali tidak penting.

“Saya satu orang yang selalu menjaga kehormatan. Sehingga selama 23 tahun menjadi wakil rakyat. Lalu PDI-P memberikan tugas kepada saya sebagai Ketua Bidang Kehormatan, karena ada sejarahnya,” ungkap Komarudin.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *