Merauke, Suryapapua.com– Langkah, terobosan dan gerak cepat terus dilakukan Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze selama beberapa hari berada di Jakarta.
Sejumlah kementerain disambangi dan atau didatangi, sekaligus berdialog menyampaikan ‘segudang’ potensi yang dimiliki Kabupaten Merauke mulai dari padi, ikan serta sejumlah potensi lain.
Hanya saja menjadi kendala adalah proses pemasaran yang belum maksimal, mengingat berbagai persoalan mulai dari topografi wilayah, transportasi serta hal lainnya.
Dari rilis yang diterima suryapapua.com Minggu (11/05/2025), Bupati Bladib Gebze menemui sejumlah kementerian, salah satunya adalah Kemenrerian Perdagangan RI sekaligus berdialog bersama Direktur Sarana Distribusi dan Logistik, Sri Sugiatmanto menyampaikan sejumlah hal penting.
“Kami bersyukur karena Merauke mendapatkan perhatian luar biasa dari pemerintah pusat. Dimana menjadi salah satu kawasan sentral produksi pangan dari sekian program yang sudah dijalankan Presiden RI, Prabowo Subianto,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Bupati Bladib Gebze, tengah dijalankan pertanian terpadu. Jadi, tidak hanya komoditas padi, tetapi juga komoditas lain seperti perikanan, peternakan, dan beberapa komoditi lain mulai dari jagung, ubi kayu serta ubi jalar.
Berbicara tentang perikanan, menurutnya, sangat potensial dan menjanjikan lantaran dari ikan serta hasil laut lainnya, menjadi primadona.
“Memang dulu ada salah satu perusahaan perikanan cukup besar tetapi kemudian dibekukan izinnya oleh Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pujiastuti (saat itu). Padahal sudah memproduksi ikan kaleng sekaligus di eksport,” ungkapnya.
Hingga sekarang belum bisa berproduksi lagi lantaran adanya larangan dimaksud, sehingga aktivitas penangkapan-pembelian ikan oleh perusahan belum berjalan.
Berikutnya soal komoditi padi. “Kami di Merauke sudah over produksi- swasembada sehingga terjadi surplus beras,” jelasnya.
Olehnya, perlu ada arahan dari pemerintah pusat. Khusus target-target yang sudah ditetapkan Kementerian Pertanian RI, sedang berjalan dari waktu ke waktu (optimalisasi lahan).
Dengan adanya surplus beras, demikian Bupati Bladib Gebze, agar tidak hanya dipasarkan di Merauke, tetapi juga wilayah Papua pada umumnya dan juga mungkin Maluku sampai ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diakui kalau Merauke adalah kabupaten paling ujung timur NKRI dan terhubung langsung Surabaya, lantaran terdapat sejumlah kapal beroperasi langsung dari sini-berjalan lancar hingga harga komoditi atau barang di Merauke jauh lebih murah dibandingkan Jayapura.
Kedepannya perlu diaktifkan kembali tol laut. Sehingga perdagangan swasta dengan swasta akan lebih bagus. Tujuannya agar beras Merauke yang sedang surplus sekarang, dapat diserap pasar luar.
Juga menjadi target untuk memenuhi kebutuhan beras bagi wilayah Papua dan Maluku. “Saya sangat optimis dapat terpenuhi, lantaran hingga 2027, program optimalisasi lahan (cetak sawah) akan terus berjalan,” ujarnya.
Sehubungan dengan Bulog yang terus menyerap beras petani, tentunya ada keterbatasan kuota. Jadi, perlu adanya jalur perdagangan yang harus dibuka untuk beberapa daerah.
“Kami sedang bangun komunikasi dengan Kabupaten Mimika, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang serta Jayawijaya, hanya saja persoalannya adalah alat transportasi,” katanya.
“Saat di Kementerian Perhubungan, kami coba menyampaika agar bisa diantisipasi atau disediakan jalur- jalur penerbangan, juga dari sisi perdagangan tentu juga kami mohon arahankira-kira apa yang harus dilakukan di daerah,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Bladib Gebze meminta perlu ada perhatian Kementerian Perdagangan RI terkait pasar-pasar lokal yang harus diciptakan di sentra-sentra produksi pangan khususnya beras.
Sehingga, jelasnya, orang bertemu untuk bernegosiasi terkait perdagangan yang akan diciptakan antar kabupaten maupun antar provinsi di wilayah timur Indonesia khususnya di Papua dan Maluku.
Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kementerian Perdagangan RI, Sri Sugiatmanto dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, Merauke menjadi potensi terkait program Presiden RI untuk cetak sawah baru.
Merauke, menurutnya, sudah bisa swasembada beras dan juga pangan lainnya. Olehnya harus bisa dikirim keluar mendukung daerah sekitar yang membutuhkan.
“Ya, pada tahun 2023-2024 pernah terjadi pengiriman beras dari Merauke ke NTT karena pada waktu itu terjadi kelangkaan pangan disana dengan menggunakan sarana tol laut,” tandasnya.
Tol laut sudah mempunyai trayek yang ditentukan Kementerian Perhubungan. Namun, untuk pendaftaran para pelaku usaha, menggunakan subsidi angkutan melalui Kementerian Perdagangan- kerjasama Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Perhubungan.
Selain itu, ada kebijakan terkait jembatan udara. Ini memang di operasionalkan di daerah Timur terutama Papua dan sudah berlaku di sejumlah kabupaten dengan mengirimkan produk-produk pangan ke pegunungan seperti Kabupaten Puncak Jaya serta daerah lain.
Terkait kebutuhan sarana perdagangan seperti pasar, tahun 2023- Merauke mendapatkan pasar melalui usulan Pasar Mama-Mama Papua didanai menggunakan dana tugas bantuan maupun DAK Direktorat Sarana Distribusi dan Politik .
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun