Di Gereja Santa Theresia Buti, Minggu Palma Ditandai Perarakan, Diikuti Ratusan Umat

Laporan Utama380 views

Merauke, Suryapapua.com– Ratusan umat Katolik di Gereja Katolik St. Theresia Buti, Kabupaten Merauke, mengikuti misa Minggu Palma  memperingati  Yesus memasuki Yerusalem.

Dari pantauan Surya Papua Minggu (10/4), prosesi perarakan  tepat pukul 08.00 WIT dimulai dari halaman SD Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Buti. Sebelum perarakan, didahului misa yang dipimin Pastor Paroki Santa Theresia Buti,   Romo Pius Oematan, Pr.

Sementara di pinggir jalan kiri dan kanan hingga gerbang masuk gereja,  telah berdiri Orang Muda Katolik (OMK)  dengan memegang daun palma. Lalu ratusan umat juga dibagikan daun palma, setelah diberkati pastor.

Usai misa di halaman sekolah, perarakan dilaksanakan menuju ke gereja diiringi lagu-lagu gerejani. Selama perarakan, aparat kepolisian dari Polres Merauke melakukan pengawalan. Selanjutnya misa di gereja  selama kurang lebih satu stengah jam.

Umat Katolik mengikuti perayaan misa singkat di halaman SD YPPK Buti sambal memegang daun palma – Surya Papua/Frans Kobun
Umat Katolik mengikuti perayaan misa singkat di halaman SD YPPK Buti sambal memegang daun palma – Surya Papua/Frans Kobun

Dalam khotbahnya, Pastor Pius mengatakan,  hari ini, masyarakat di Yerusalem menyambut kedatangan Yesus Kristus. Bahkan ada yang membentangkan pakaiannya di jalan, saat Yesus akan lewat.

Namun, lanjut Pastor, keagungan Tuhan yang dilukiskan Lukas dalam bacaan, tidak sedikitpun menampilkan kekuasaan yang maha luar biasa. Tetapi kelemah-lembutan, kesabaran serta cinta serta pengorbanan yang menjadi pokok keagungan Tuhan.

Sehingga, katanya,   Yesus disoraki serta dipuja puji ketika memasuki Kota Yerusalem. Sekalipun umat tahu bahwa beberapa saat kemudian dari peristiwa itu, DIA harus mengalami nasib  terbaru atau terbalik. Dimana  ditangkap dan diadili, menderita  serta akhirnya wafat di Kayu Salib.

Meski begitu, tak mengurani keagungan-NYA sebagai  Raja di atas segala Raja. Karena Yesus tak hanya mengakhiri hidupnya  diatas Kayu Salib dan berakhir di dalam makam. Tetapi sebagai seorang Raja, mampu mengalahkan maut ketika DIA bangkit dari kubur dan naik ke Surga.

“Disitulah keagungan Tuhan yang harus kita tiru atau contohi. Bahwa keagungan dan kebesaran nama baik kita , bukan terletak pada seberapa gelar  kita diraih,  jabatan dimiliki, juga kekayanan dikumpul, tetapi keagungan terletak dalam ketaatan umat dalam Allah sebagai asal serta tujuan akhir hidup,” katanya.

Perarakan oleh umat Katolik saat menuju ke Gereja Santa Theresia Buti – Surya Papua/Frans Kobun
Perarakan oleh umat Katolik saat menuju ke Gereja Santa Theresia Buti – Surya Papua/Frans Kobun

Dimana  telah  ditunjukan Yesus ketika diperlakukan sebagai penjahat, menderita dan wafat, namun akhirnya membuktikan kepada dunia bahwa DIA  Raja Agung dan dapat mengalahkan maut, lalu  diperkenankan naik ke surga.

“Saya mengajak umat kita menyiapkan hati  mengiringi Yesus yang akan memasuki Yerusalem Baru yang dilambangkan  gereja, tempat kita meneguhkan iman dan memohon rahmat Allah,” pintanya.

Semoga selama perarakan, umat  boleh menemukan diri sesungguhnya. Sehingga dalam hidup mendatang,  lebih membuktikan sebagai pengikut Kristus sejati.

“Selain itu, membuktikan kebesaran serta keagungan kita di hadapan Allah saat  merendahkan diri dihadapan satu dengan lain, saling melayani, mencintai serta meneguhkan dan menguatkan selama hidup di dunia,” pintanya lagi.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *