Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di aula Noken Sai, Hotel Asmat, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, 40 kelompok ekonomi kreatif mendapatkan bantuan berupa peralatan serta barang penunjang lain untuk meningkatkan usaha yang tengah digeluti.
Dari 40 kelompok tersebut, 30 kelompok ekonomi kreatif adalah orang asli Papua (OAP). Sedangkan 10 kelompok lain adalah sesama dari Nusantara.
Bantuan yang diberikan, tidak dalam bentuk uang tunai. Tetapi barang dan atau peralatan untuk bisa menunjang usahanya sehari-hari.
Secara simbolis, bantuan diserahkan oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Benhur Rentandatu.
Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Teddy Warayaan dalam laporannya Rabu (31/11) mengatakan, sumber dana yang digunakan untuk pembelian peralatan serta barang dimaksud berasal dari dana otonomi khusus (otsus) serta DAU dengan besarnya sekitar Rp 300 juta.
“Ya, karena sumber anggaran lebih besar dari otsus, sehingga fokus perhatian utama adalah kelompok usaha kreatif orang asli Papua yang sedang berjalan sekarang,” ungkapnya.
Sedangkan 10 kelompok lain adalah sesama nusantara dengan alokasi anggaran dari DAU. Hari ini (kemarin;red) dilakukan penyerahan secara simbolis oleh Bupati Merauke kepada perwakilan.
“Memang kita tidak memberikan dalam bentuk uang tunai, tetapi peralatan maupun barang. Lalu sebelum pengadaan, team kami turun ke setiap kelompok usaha ekonomi kreatif dan menanyakan apa yang dibutuhkan untuk menjalankan usahanya,” kata dia.
Dari situ, diinventarisir sekaligus dibelanjakan pihak yang telah diberikan tanggungjawab. “Jadi, kita tak sekedar membeli begitu saja, tetapi disesuaikan kebutuhan usahanya yang dinilai paling mendasar,” jelasnya.
Warayaan menambahkan, meskipun penyerahan secara simbolis, tetapi nanti peralatan maupun barang yang sudah dibelanjakan, akan dihantar langsung ke kelompok usaha masing-masing.
OAP Tak Boleh Minder
Sementara Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya meminta kepada kelompok usaha kreatif harus terus membuat produksi sekaligus mendorong usaha yang sedang digeluti agar tumbuh dari waktu ke waktu.
“Saya minta serius menggeluti usaha masing-masing. Karena pasar sedang terbuka lebar. Karena daerah ini telah menjadi provinsi dan tamu dari berbagai daerah silih berganti datang,” ungkapnya.
Teruslah menggenjot dengan promisi melalui media social secara kontinyu. Jadi tak gunakan medsos untuk mencemohi orang atau mengungah hal-hal yang tak bermanfaat.
Lalu, jelas Bupati Mbaraka, pasar tak menunggu dari pemerintah. Kelompok usaha harus mencari pasar melalui promisi. Merauke punya unggulan sangat banyak seperti madu pokos, sarang semut dan lain-lain.
Bupati mengaku, tugas pemerintah adalah memberikan bantuan peralatan seperti begini dan itu merupakan tugas.
Khusus kepada pelaku usaha kreatif orang asli Papua, tak boleh minder. “Ingatlah akan pidato saya dimana saja, kulit boleh hitam, rambut keriting, tapi isi sum-sum tidak. Aku Papua-aku Indonesia,” katanya memotivasi.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun