Merauke, Suryapapua.com– Ibu Iin Setiawan (28), warga Jagebob 12, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke hanya bisa terbaring di tempat tidur, di salah satu rumah sewa, setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) beberapa waktu lalu.
Kondisi pasien sangat memrihatinkan. Selain kurus, hampir semua bagian tubuhnya mengelupas. Hasil pemeriksaan dokter di RSUD, ia divonis mengidap penyakit lupus.
Untuk diketahu, lupus merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh system imun tubuh yang bekerja dengan keliru. Dalam kondisi normal, system imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan inveksi virus atau bakteri.
Sedangkan pada pengida lupus, system imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
Kakak kandung Lin Setiawan, Anton kepada Surya Papua Selasa (29/3) menuturkan, adiknya divonis mengidap penyakit lupus sejak November 2021 silam, setelah menjalani operasi kandungan.

“Memang adik saya menjalani operasi, karena hamil di luar kandungan. Sehingga untuk menyelamatkannya, maka harus dilakukan operasi oleh tim dokter di rumah sakit,” ujarnya.
Usai menjalani operasi, jelas Anton, kondisinya makin memburuk. Lalu mulai mual-mual, badan meriang, muncul bintik-bintik merah disertai pembengkakan di bagian tubuhnya.
“Semua bagian tubuhnya bengkak. Namun beberapa minggu kemudian, perlahan mulai turun. Tetapi kulit tubuh mulai mengelupas. Setelah dokter memeriksa lagi, adiknya dinyatakan mengidap penyakit lupus,” ungkapnya.
Setelah dirawat kurang lebih 50 hari di RSUD Merauke, dokter menyarankan agar adiknya dibawa pulang, namun harus melakukan rawat jalan.
Sementara menurut suaminya, Suparmi yang berprofesi sebagai petani itu mengaku, tak bisa berbuat banyak untuk bekerja. Karena harus menjaga dan merawat isterinya di rumah sewa. Sekaligus memudahkan agar lebih cepat dikunjungi tenaga medis secara rutin.
“Betul dokter meminta agar isteri saya dirawat di rumah saja, agar dia lebih tenang pikirannya. Ternyata betul, setelah tinggal di rumah sewa, perlahan kondisi isteri saya mulai berangsur-angsur mulai membaik,” kata dia.
Hanya saja, ia harus berpikir keras mencari jalan untuk membayar rumah sewa, membeli obat dari luar serta biaya pemeriksaan ke rumah sakit dalam sebulan dua kali.
“Isteri saya hanya terbaring di tempat tidur. Kalau jadwal dibawa ke rumah sakit sekaligus diperiksa baru dihantar,” ujarnya.
Biasanya, menurut Suparmi, selain pemeriksaan penyakit dalam, juga kulit serta di spesialis bedah, lantaran bekas operasi di bagian belakang belum juga sembuh.
“Ada rencana membawa isteri saya berobat ke Jawa, namun terkendala biaya. Kami orang kecil dan tak punya apa-apa,” katanya polos.

Dia juga sangat berharap kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka agar membantu memberikan dukungan dana, agar isterinya bisa dirujuk sekaligus berobat di Jawa. “Saya memohon uluran tangan bapak bupati agar isteri saya bisa dibawa ke Jawa berobat disana,” pintanya.
Informasi yang dihimpun Surya Papua, pasien itu adalah keluarga besar Paguyuban Otomotif Merauke.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun